Tim investigasi penembakan pesawat Malaysia Airlines MH-17 di langit Ukraina pada Juli 2014 mengarah ke militer Rusia. Satu tim penyidik Inggris menduga misil Buk dilepaskan oleh Brigade Rudl Anti Pesawat ke-53 Rusia dan menghantam pesawat yang sedianya terbang dari Amsterdam, Belanda menuju Kuala Lumpur, Malaysia dan menewaskan 298 orang.
Kelompok penyidik yang menamakan diri Bellingcat menerbitkan laporan setebal 115 halaman terkait insiden tersebut. Seperti dilaporkan Daily Mail, Kamis 25 Februari 2016
Bellingcat mengklaim puluhan tentara Rusia dari brigade itu mengetahui atau melakukan serangan tersebut. Brigade itu sendiri diketahui ditempatkan di Kota Kursk, Rusia. Hasil kesimpulan laporan menyebut anggota batalion dua dari brigade itu sengaja dikirim ke timur Ukraina.
Tidak hanya itu, Bellingcat juga menyebut nama-nama tentara yang terlibat. Meski semuanya hanya disebutkan inisialnya, tetapi mereka menyebut nama pemimpin brigade yakni Komandan Sergey Muchkayev. Sementara itu komandan batalion dua itu bernama Dmitry T.
Bellingcat menganggap Kementerian Pertahanan Rusia bertanggung jawab terhadap pengiriman peralatan militer ke perbatasan dengan Ukraina. Mereka menganggap keputusan pengiriman itu diambil pada level tertinggi militer yakni Kementerian Pertahanan.
Kelompok yang didirikan oleh wartawan Inggris Elliot Higgins itu menggunakan berbagai data dari sosial media dan forum-forum internet dalam laporan tersebut. Nama-nama pelaku telah diserahkan kepada tim penyidik pimpinan Belanda pada Selasa 23 Februari. Rusia sendiri belum secara terbuka berkomentar terkait hasil penyelidikan Bellingcat.