Washington dan Seoul menunda pembicaraan penempatan Terminal High Altitude Area Defense (THAAD) di Republik Korea. Demikian disampaikan Kementerian Pertahanan Korea Selasa 23 Februari 2016.
Dua negara sekutu itu menjadwalkan penandatanganan perjanjian pada Selasa untuk membentuk sebuah kelompok kerja bersama untuk menempatkan THAAD guna melawan ancaman peluru kendali Korea Utara, yang berkembang.
“Kesepakatan terkait adalah dalam tahap akhir tapi ditunda satu atau dua hari karena perundingan pada menit terakhir,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Korea Moon Sang-gyun.
THAAD merupakan sistem pertahanan rudal paling canggih di dunia saat ini. Rudal menghancurkan misil musuh tidak menggunakan hulu ledak tetapi hanya dengan tenaga kinetiknya saja.
Lebih dari dua pekan lalu, Amerika dan Korea mengumumkan niat mereka untuk memulai pembicaraan terkait penempatan sistem itu menyusul peluncuran peluru kendali balistik jarak jauh Pyongyang pada 7 Februari 2016.
Penundaan muncul karena Menteri Luar Negeri China Wang Yi dijadwalkan untuk mengunjungi Washington guna menemui mitra Menteri Luar Negeri AS John Kerry guna melakukan pembicaraan tentang sejumlah isu termasuk diperkirakan tentang THAAD. China diketahui selama ini tidak setuju dengan hal itu karena dianggap akan mengganggu keseimbangan militer.
Kementerian Pertahanan Korea Selatan Selasa 23 Februari menegaskan bahwa sistem pertahanan peluru kendali AS ditujukan untuk melawan Korea Utara dan tidak untuk negara lain.
Kementerian itu mengharapkan pembicaraan resmi terkait THAAD dimulai pekan depan setelah kedua belah pihak membentuk kelompok kerja bersama pada akhir pekan ini.