Perpindahan senjata dari berbagai negara telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Amerika Serikat terus mendominasi dalam perpindahan senjata baik melalui perdagangan maupun pemberian. Senjata produksi negara ini mengalir sebagian besar ke Afrika, Asia dan Timur Tengah. Ekspor senjata utama AS meningkat 27 persen dalam lima tahun terakhir, dibandingkan dengan 2006-2010.
Menurut laporan dari Institut Penelitian Perdamaian Internasional Stockholm (SIPRI), jumlah perpindahan senjata pada periode 2011-2015 lebih tinggi 14 persen dibanding periode lima tahun sebelumnya. Setelah Amerika, Rusia menempati posisi kedua sebagia pengeskpor senjata terbesar. Sedangkan negara pengimpor terbesar antara lain India, Arab Saudi, China dan Uni Emirat Arab.
Laporan itu menyoroti konflik yang terjadi di Yaman, dimana koalisi pimpinan Arab Saudi mendukung pihak pemerintah untuk melawan pemberontak Huthi Syiah yang didukung oleh Iran.
“Sebuah koalisi sejumlah negara Arab menggunakan persenjataan mutakhir yang berasal dari Amerika Serikat dan Eropa di Yaman,” kata peneliti senior SIPRI Pieter Wezeman dalam laporan yang dirilis Senin 22 Februari 2016.
“Amerika Serikat telah menjual atau menyumbangkan persenjataan besar ke setidaknya 96 negara dalam lima tahun terakhir, dan industri persenjataan Amerika Serikat memiliki pesanan ekspor yang sangat tinggi,” kata Fleurant seraya menambahkan bahwa jumlah itu termasuk lebih dari 600 unit pesawat jet tempur F-35 Lightning II.
Sebanyak 41 persen ekspor senjata besar Amerika Serikat ditujukan pada Arab Saudi dan sejumlah negara Timur Tengah lainnya. “Meskipun turunnya harga minyak, pengiriman senjata besar-besaran ke Timur Tengah masih akan terus berlanjut sebagai bagian dari kontrak yang disepakati lima tahun sebelumnya,” Wezeman menambahkan.