
Beda Garis Strategi AS-Rusia
Rusia dan Amerika Serikat secara tradisional mengadopsi strategi militer yang berbeda. Selama Perang Dingin AS mengandalkan jet tempur berbasis kapal induk, dan strategi berlanjut hari ini. Rusia di sisi lain dengan memutuskan sistem pertahanan rudal berbasis pantai serta rudal jelajah anti kapal.
Jika datang ke perang, pembom jarak jauh seperti Tu-95M Backfire akan lepas landas dari pangkalan yang aman jauh di benua Rusia, rudal jelajah yang kuat mereka melesat dari wilayah aman dan menghantam musuh. Pilot Rusia kemudian akan pulang untuk menonton kerusakan hasil tindakannya di CNN.
Logika Rusia sederhana. Rata-rata kapal induk bertenaga nuklir membutuhakn biaya biaya 1 miliar Dollar AS sedangkan rata-rata rudal anti-kapal hanya 1 juta dollar bahkan kurang. Uang yang digunakan untuk membangun satu kapal induk bisa membangun seribu rudal jelajah. Bahkan jika hanya sebagian kecil dari rudal ini berhasil melewati benteng udara AS maka pastilah tetap memunculkan kehancuran.
Rusia begitu yakin tentang keakuratan rudal jelajah mereka dan bisa menghancurkan kapal induk hanya dengan satu rudal berhulu ledak nuklir Raduga Kh-22 (penyebutan NATO AS-4 Kitchen). Menurut ahli senjata Bill Sweetman dan Bill Gunston rudal ini dapat diprogram untuk memasuki jendela Pentagon dengan tepat.
China juga mengikuti lintasan yang sama dengan Rusia. Negara ini telah mengadopsi strategi Perang Dingin Rusia untuk menyerang kapal induk dengan gelombang pembom bersenjata dengan rudal jelajah (yang tiruan rudal Rusia). Bahkan, kehancuran total dari carrier tidak diperlukan. Cukup sedikit kerusakan dapat menempatkan kapal besar itu harus masuk bengkel berbulan-bulan. Dan karena perang tidak akan berlangsung lama, melumpuhkan kekuatan kapal induk akan memaksa Amerika tidak berkutik dan memaksanya menyerah awal konflik konvensional.