Mengomentari pelanggaran terbaru, analis militer Rusia Alexei Kupriyanov menyatakan melihat kembali pada sejarah konflik selama puluhan tahun antara Athena dan Ankara.
Pada tanggal 15 Februari, enam jet tempur Turki dan pesawat transportasi Angkatan Laut melanggar wilayah udara Yunani atas wilayah pulau di Laut Aegean Timur hampir dua lusin kali. Ini adalah kejadian terakhir dari sejarah panjang selama puluhan tahun konflik antara Athena dan Yunani.
Pelanggaran wilayah udara yang dilaporkan awal pekan ini berlangsung antara pulau Chios dan Samos di Laut Aegea timur, dan antara Lemnos dan Lesbos, di timur laut Laut ini.
Mungkin tidak ada insiden pelanggaran udara sesering apa yang terjadi antara Yunani dan Turki. Pada tahun 2015 saja, Turki telah melanggar wilayah udara Yunani sebanyak 1.375 kali.
Ini adalah buntut dari konflik panjang yang terus diseret dalam sejarah keduanegara. Sengketa di Aegean merupakan bagian dari perang berabad-abad lalu ketika Ottoman Konstantinopel pada tahun 1453 melakukan pendudukan pada Ottoman Turki Yunani. Kemudian berlanjut denganbeberapa perang di abad ke-19 dan ke-20 dan invasi Turki dan pendudukan Siprus utara pada tahun 1974.
Sengketa politik semakin diperburuk dengan masalah ekonomi setelah kandungan minyak ditemukan di landas kontinen di Laut Aegean. Baik Yunani dan Turki mengeluarkan izin untuk bagi perusahaan mereka untuk mengekstrak minyak di perairan yang disengketakan tersebut, mengirimkan kapal penelitian ke daerah, dan saling menuduh dan bertengkar untuk mendapatkan kontrol atas bagian terbesar dari minyak.
NATO, Mahkamah Internasional Arbitrase, maupun Dewan Keamanan PBB tidak mampu membujuk Athena dan Ankara untuk mencapai kompromi.
Saat ini konflik tidak pernah mencapai fase panas karena pada saat-saat yang paling kritis, kepemimpinan NATO campur tangan. Namun demikian, selama 20 tahun terakhir terakhir, ancaman perang telah menggantung di atas Laut Aegea seperti Pedang Damocles.
Pertempuran udara simulasi, atau dogfights telah menjadi cara utama bagi kedua negara untuk menunjukkan klaim teritorial mereka. F-16 dan Mirage Angkatan Udara Yunani telah mencegat F-16 Turki dan sebaliknya untuk kemudian terlibat dalam manuver berbahaya, mencoba untuk mendapatkan ekor musuh dan mengusir dia dari daerah yang disengketakan. Kontes menegangkan itu semakin berbahaya ketika beberapa kali pesawat yang terlibat bersenjata lengkap.
Sebagian besar, yang dogfights telah terjadi di sekitar pulau Lesbos, Chios, Samos dan kepulauan Dodecanese. Seringkali, wisatawan yang menghabiskan liburan mereka di resort Yunani justru menikmati simulasi pertempuran yang berlangsung di atas kepala mereka.
Pesawat Turki memang yang kerap disebut melanggar udara Yunani. Tetapi pesawat Yunani juga bukan berarti tidak pernah menerobos udara Turki. Baik Athena maupun Ankara telah mengakui pelanggaran wilayah udara tersebut. Setelah kejadian itu mereka saling hujat. Tetapi setelah itu diam dan terjadi lagi. Begitu seterusnya.
Beberapa kali simulasi pertempuran itu berakhir tragedi. Pada tanggal 18 Juni 1992, Mirage Yunani terlibat dalam pertempuran udara dengan dua F-16 Turki di ketinggian yang sangat rendah di atas pulau Agios Efstratios jatuh, yang mengakibatkan kematian pilot.