Pada Februari 2015, atau satu tahun yang lalu kepala Skunk Works Lockheed Martin Rob Weiss mengumumkan bahwa tim desain mereka telah bekerja untuk merancang pesawat baru yang akan diikutkan dalam kompetisi pengadaan pesawat latih atau T-X Angkatan Udara Amerika Serikat. Desain ini sebagai alternatif untuk menggantikan T-50 yang juga telah bersiap untuk masuk ke kompetisi besar tersebut.
Pengumuman kala itu didengar di seluruh dunia, termasuk di Korea, di mana Seul telah menghabiskan miliaran dolar untuk bersama-sama mengembangkan F-16, T-50 dan juga pengadaan F-35 Lightning II.
Pekan lalu, di tempat yang sama yakni kantor Lockheed di Washington DC Lockheed menyatakan bahwa upaya untuk mengajukan desain baru dibatalkan dan memilih untuk mendukung pesawat latih T-50 Golden Eagle upgrade yang dikenal sebagai T-50A.
Keputusan ini jelas bukan hal kecil karena mempertaruhkan program bernilai miliaran dolar untuk memproduksi 350 pesawat latih generasi baru untuk menggantikan 45 tahun Northrop T-38C Talon. Belum lagi terkait program pelatihan dan pembangunan fasilitas di darat.
Pengumuman itu sekaligus membuat KAI boleh bernapas lega. Setelah sebelumnya menggelar upacara megah untuk memperkenalkan Lockheed-KAI T-50A yang akan maju ke kompetisi T-X pada bulan Desember. Setelah itu KAI harus menunggu dengan cemas apakah Lockheed akan maju sendiri dengan pesawat baru atau berdiri di belakang mereka.
“Terus terang, ketika keluar tahun lalu di media [peluncurkan T-50A] ada beberapa kekhawatiran,” kata Weiss kepada flightglobal Selasa 16 Februari 2016 di Singapura. “Saya mengatakan bahwa kami akan kita akan mengambil keputusan ketika kita benar-benar memiliki fakta dan data tentang pesawat desain baru versus T-50. Terus terang, mereka cemas. ”
Skunk Works telah membangun reputasinya di dunia penuh kerahasiaan, memproduksi pesawat revolusioner dan legendaris seperti U-2, SR-71 dan pesawat siluman pertama F-117. Saat ini, organisasi tersebut juga tengah bekerja pada berbagai sistem senjata generasi berikutnya seperti “UQ-X” yang akan diajukan untuk pengganti U-2 angkatan udara dan selanjutnya juga merancang platform dominasi udara angkatan laut. Proyek lainnya termasuk termasuk kapal dan jet tempur tak berawak dan pesawat manajemen pertempuran baru pengganti E-8C “JSTARS”.