Sebuah pesawat Tu-214R Rusia terdeteksi telah mendarat di Latakia Suriah. Ini adalah sebuah pesawat intelijen paling baru Rusia. Lagi-lagi sepertinya Moskow menjadikan ajang perang Suriah untuk menguji teknologi terbarunya.
Tu-214R dilengkapi dengan sistem radar dan sensor optik elektro yang menghasilkan citra foto detil dalam segala cuaca. Foto dan gambar tersebut kemudian digunakan untuk mengidentifikasi dan memetakan posisi pasukan musuh, bahkan meski lokasi itu disamarkan atau disembunyikan.
Pesawat ini diketahui membawa paket sensor untuk melakukan misi ELINT (Electronic Intelligence) dan SIGINT (Signal Intelligence). Antena Tu-214R bisa mencegat sinyal yang dipancarkan oleh sistem musuh (baik menggunakan radar, pesawat, radio, kendaraan tempur, telepon selular dan sebagainya) sehingga dapat membangun EOB (Orde Electronic Battle) dari pasukan musuh seperti menentukan di mana pasukan musuh beroperasi, jenis peralatan yang digunakan serta mampu menyadap komunikasi radio / telepon mereka. Pesawat ini bisa dikatakan merupakan analog dari Compass Call milik Amerika Serikat.
Pesawat ini dibangun oleh KAPO (Kazan Aircraft Production Association) dan diterbangkan dari lapangan udara perusahaan di Kazan.
Sebagaimana ditulis The Aviationist Selasa 16 Februari 2016, pada tanggal 15 Februari, Tu-214R yang terdaftar sebagai RA-64514, nomor seri 42305014 terbangg dari Kazan ke Latakia. Ini adalah pesawat kedua dari dua armada yang dimilik Rusia. Dengan sinyal transponder ADS-B pesawat terdeteksi oleh flightradar24. Pesawat terbang mengikuti koridor timur dari Rusia, ke Laut Kaspia dan kemudian ke Suriah melalui rongga udara Iran dan Irak.
Tidak jelas apakah pesawat telah dikirim ke Angkatan Udara Rusia, meskipun cukup aneh bahwa sebuah pesawat yang masih dalam pengembangan dikerahkan di luar negeri. Sehingga kemungkinan pengiriman ini sekaligus untuk menguji teknologi tersebut dalam skenario perang nyata.
Untuk pesawat pertama memang sudah masuk ke layanan operasional pada 18 Juni 2015, ketika terbang pulang pergi dari Kazan ke Crimea kemudian mengikuti perbatasan antara Rusia dan Ukraina, kemungkinan besar penerbangan untuk pengujian beberapa sensor terhadap target yang nyata. Sebelumnya, pesawat itu terlihat terbang di dekat Crimea. Juga terbang di atas Laut Kaspia, mendekati wilayah udara Iran.
Baca juga: