Perdana Menteri Rusia Dmitry Medvedevs telah mengambil bagian dalam debat Menteri Perdana ‘selama Konferensi Keamanan Munich ke-52 (MSC) yang berlangsung Sabtu 13 Februari 2016.
Dmitry Medvedev mengatakan perkembangan sejak tahun 2007 telah berubah dramatis dari yang dibayangkan sebelumnya. Dia meratapi kenyataan bahwa dialog antara Rusia dan Barat telah terpotong.
Politisi Rusia mengakui bahwa ada masalah dan kegagalan dalam sistem keamanan modern Eropa. Namun negara-negara yang ada tidak harus membawa konfrontasi hingga menjadi ancaman munculnya Perang Dunia III dan harus memahami bahwa kerjasama antara semua pihak jauh lebih disukai daripada pertempuran apapun.
Dmitry Medvedev mengingatkan bahwa arsitektur keamanan Eropa masa kini dibangun di atas reruntuhan Perang Dunia Kedua dan diperbolehkan hidup berdampingan secara damai tanpa konflik global selama 70 tahun. Hal ini bisa terjadi karena semua bersandar pada prinsip-prinsip yang jelas yakni nilai tanpa syarat dari kehidupan manusia.
“Kebijakan NATO terhadap Rusia tetap ramah dan buram, tegasnya. Namun ada tantangan dan ancaman nyata terhadap dunia kecil kita yang kami harus fokus pada hal tersebut,” kata Perdana Menteri sembari menambahkan bahwa hubungan Rusia-NATO telah mencapai tingkat perang dingin baru.
“Situasi di dunia berubah dramatis, Eropa tidak bersatu, hubungan Uni Eropa-Rusia telah memburuk, migrasi runtuh,” politisi Rusia itu mengakui.
Perdana Menteri Rusia juga menyerukan dialog lebih keamanan Euro-Atlantik. Dmitry Medvedev juga mengakui bahwa sistem kontrol senjata internasional, yang lama menjabat sebagai dasar untuk membangun kepercayaan, telah hilang.
Perdana Menteri Rusia mengatakan bahwa tidak ada cara yang lebih baik untuk mengatasi krisis Ukraina selain melalui perjanjian Minsk, yang pelaksanaan sebagian besar tergantung pada Kiev.