Perkembangan militer Rusia dan China telah menggeser keseimbangan kemampuan militer global. Hal itu diungkap dalam laporan terbaru yang dirilis International Institute for Strategic Studies yang berbasis di Inggris. Lembaga ini meneliti kemampuan militer global dan kekuatan ekonomi.
“Kerja rudal jelajah Rusia di Suriah dan unjuk kemampuan China, seperti rudal DF-26 yang memiliki jangkauan jauh dalam parade militer September 2015 menunjukkan bahwa sistem senjata canggih tidak lagi hanya milik negara-negara Barat,” kata Dr John Chipman, Direktur Jenderal dan Kepala Eksekutif lembaga ini dalam tulisan pengantar dalam dokumen yang dirilis.
Dr Chipman mengacu pada unjuk kemampuan militer baru-baru ini yang dilakukan oleh kedua negara tersebut.
“Rusia dan China semakin aktif dalam pengembangan dan penyebaran kemampuan militer canggih. Mereka telah menjadi lebih tegas dalam tindakan dan memulai modernisasi kekuatan militer, “katanya.
Dia mencontohkan, kemampuan Rusia yang dikerahkan di distrik militer Barat yang dapat menghambat akses dan membatasi kekebasan tindakan di wilayah Baltik.
Beberapa sistem yang ditempatkan di wilayah ini termasuk sistem pertahanan rudal S-400 dan pesawat tempur pencegat MiG-31BM (Foxhound).