Site icon

Super Hornet Tetap Madesu

Lockheed Martin F-35 Joint Strike Fighter dan F Boeing / A-18E / F Super Hornet keduanya pesawat tempur Amerika. Keduanya sebenarnya juga tengah bersaing untuk  merebut pasar in pesawat tempur internasional.

F-35 yang merupakan pesawat dengan generasi baru tidak setiap bangsa mampu membeli pesawat siluman yang terkenal mahal tersebut. Selain juga Amerika belum tentu mau menjual pesawat tersebut ke sembarang negara. Sebenarnya ini merupakan kesempatan Super Hornet untuk merebut pasar. Tetapi mampukah?

Mari lihat Timur Tengah, ada potensi dua pelanggan Super Hornet paling cepat untuk membeli pesawat ini yakni Qatar dan Kuwait. Qatar bisa membeli hingga 73 jet, tetapi Doha tampaknya lebih tertarik pada F-15E Strike Eagle. Sementara Kuwait, berada di trek untuk membeli 28 Super Hornets baru untuk menggantikan armada F / A-18 dengan nilai sekitar US$ 3 miliar. Meskipun kemajuan kesepakatan telah diperlambat oleh proses kontrol ekspor pemerintah AS, para pejabat industri berharap bahwa pada akhirnya akan melanjutkan. Kesempatan semakin terbuka ketika pembelian Typhoon oleh Kuwait sepertinya teradang masalah.

“Super Hornet adalah salah satu solusi terbaik bagi kita,” Abdullah Al Foudary, komandan Angkatan Udara Kuwait, kepada Reuters di sebuah acara industri di Bahrain pada akhir Januari. “Kami memiliki F-18 tua yang kita harus menemukan solusi untuk di 2030-2040.”

Di bagian lain, Boeing juga tengah merayu New Delhi dan bahkan menawarkan untuk memproduksi Super Hornet di India. “Kami melihat Super Hornet sebagai kesempatan untuk bisa menjalankan strategi Make in India” kata  Dennis Muilenburg, Presiden dan CEO Boeing kepada Hindu Times dalam sebuah wawancara pekan lalu.

Bahkan Muilenburg mengatakan Boeing mungkin bisa berbagi teknologi pesawat tempur generasi kelima dengan India.

Selain Kuwait atau India, ada sejumlah negara yang mungkin menjadi pembeli potensial untuk F / A-18E / F. Amerika Serikat tidak mungkin bersedia untuk mengekspor tersembunyi F-35 untuk negara-negara Timur Tengah dalam waktu dekat karena masalah keamanan regional. Tetapi sekutu dan mitra menginginkan pesawat tempur canggih untuk melawan ancaman dari Iran dan negara lain. Ada juga negara-negara lain seperti Kanada dan Malaysia yang bisa berakhir memilih untuk Super Hornet.

Tetapi menurut Dave Majumdar, editor pertahanan di National Interest dalam tulisannya Rabu 10 Februari 2016, pada akhirnya, bagaimanapun, potensi pasar untuk Super Hornet terbatas. Meski Pentagon kemungkinan akan terus membeli F / A-18E / F untuk US Navy untuk beberapa waktu lagi, tetapi akhirnya permintaan domestik untuk pesawat generasi keempat akan mengering. Seiring waktu F-35 hampir pasti akan menjadi platform dominan di pasar internasional, sehingga jendela untuk Boeing tetaplah pendek. Super Hornet tetap Madesu alias masa depan suram.

 

 

Exit mobile version