Biaya untuk membuat pesawat jet tempur futuristik militer Amerika Serikat F-35 Lightning II, yang telah menjadi proyek persenjataan termahal dalam sejarah, semakin menurun,
“Biaya produksi semakin menurun,” kata kepala program Joint Fighter Strike Letnan Jenderal Chris Bogdan Kamis 11 Februari 2016.
“Ketika berurusan dengan biaya pesawat dan biaya mesinnya, semakin banyak menurun,” katanya menambahkan.
Pesawat tersebut, termasuk satu variannya yang mampu untuk lepas landas dan mendarat secara vertikal seharusnya menjadi tulang punggung pasukan jet tempur militer di masa depan, memastikan dominasi Amerika Serikat di angkasa dengan teknologi anti radar yang diusungnya.
Namun pesawat ini juga masih diadang oleh sejumlah masalah. Terakhir rencana uji kemampuan tempur pesawat siluman tersebut kemungkinan tertunda hingga setahun karena masalah software. Serangkaian permasalahan termasuk kesalahan dalam perangkat lunak, kegagalan teknis dan dana yang membesar.
Meskipun demikian, mulai pada 2018, varian F-35A dapat dibanderol dengan harga sekitar US$80 hingga U$S85 juta untuk pihak militer Amerika Serikat dan pelanggan asing.
Pihak Pentagon baru saja menandatangani sebuah kesepakatan dengan para pengembang mesin, Pratt dan Whitney, yang mampu mengurangi biaya pesanannya sebesar dua hingga tiga persen. Dan mereka juga bekerja dalam kesepakatan dengan perusahaan Lockheed Martin yang bertujuan untuk mengurangi biaya produksi lebih banyak hingga ke batasnya.
Pentagon telah mempersiapkan anggaran hampir sebesar US$400 miliar untuk pembelian 2.443 unit pesawat F-35. Sembilan negara dekat AS, temasuk Inggris, Kanada dan Turki juga membantu membiayai pengembangan pesawat jet itu serta membeli ratusan unit Lightning II.
Baca juga: