Dalam beberapa pekan terakhir mata dunia tertuju ke Korea Utara. Setelah mengklaim sukses melakukan uji bom termonuklir, Pyongyang pada Minggu 7 Februari 2016 sukses meluncurkan roket untuk menempatkan satelitnya di orbit rendah bumi. Dunia pun mengutuk negara tertutup tersebut karena hal itu berarti Pyongyang melanggar larangan mengembangkan rudal jarak jauh. Pyongyang sendiri mengklaim bahwa tes itu bagian dari program ruang angkasa yang damai.
Namun, peluncuran terbaru rezim nakal ‘hampir pasti penutup untuk menguji program senjata balistik dan nuklir.
Gordon Chang, menulis untuk The Daily Beast, mencatat bahwa sistem satelit yang diklaim Korea Utara beratnya akan setara dengan hulu ledak nuklir. Dengan peluncuran satelit ini maka Pyongyang sekaligus bisa melakukan uji pengiriman bom nuklir yang telah diminiatur.
Meskipun masih belum ada indikasi bahwa Korea Utara mampu mengembangkan rudal dan hulu ledak nuklir secara massal, apalagi berhasil menyebarkan, peluncuran roket terbaru ini mengkhawatirkan. Terutama bagi Amerika, negara yang sering dituding-tuding Pyongyang.
Washington pun berhak cemas karena rudal memiliki jangkauan 10.000 kilometer yang secara teoritis dapat menargetkan sebagian besar daratan Amerika Serikat. Mari kita lihat peta di bawah ini yang menunjukkan kemampuan berbagai jenis rudal Korea Utara. Jelas terlihat wilayah Amerika masuk dalam jangkauan salah satu rudal Korea Utara.
Pada bulan Oktober, Laksamana Bill Gortney, Komandan North American Aerospace Defense (NORAD) menilai Korea Utara memiliki “kemampuan untuk mencapai darata Amerika dengan senjata nuklir dari roket,” dilaporkan The Guardian.
Gortney juga memperingatkan dalam sebuah konferensi pers April 2015 bahwa ia yakin Pyongyang akan mampu menempatkan hulu ledak nuklir miniatur ke rudal balistik antarbenua KN-08.
Namun, Gortney menyatakan akan mempu menangani rudal ini. “Jika salah satu terbang dan datang pada kami, saya yakin kami akan mampu merobohkannya,” katanya.