Seperti diketahui Korea Utara mengeksekusi peluncuran roket jarak jauh mereka pada Minggu 7 Februari 2016. The Hermit Raya mengatakan misi roket adalah untuk menempatkan “Shining Star No. 4 earth viewing satellite” ke orbit rendah bumi.
Peluncuran pertama kali terdeteksi oleh kapal perusak AEGIS Korea Selatan ketika roket diluncurkan dari Sohae Launch Station Korea Utara di sepanjang pantai barat negara. Pemisahan tahap pertama terlihat secara visual dan NORAD mengatakan jalur selatan tidak menimbulkan bahaya bagi AS atau sekutu-sekutunya.
https://www.youtube.com/watch?v=fyhs13FhNZE
Dengan melihat gambar-gambar yang dirilis roket yang diluncurkan untuk peluncuran terlihat sangat mirip dengan roket kelas Unha yang digunakan dalam beberapa peluncuran Korea Utara masa lalu. Roket ini berasal dari garis keturunan roket berbahan bakar cair Taepodong-2 milik mereka. Dengan kata lain, evolusi desain roket yang sebenarnya Korea Utara tampaknya minimal, dengan fokus pada peningkatan desain yang ada untuk keandalan. Hasil terbaik dari peningkatan ini adalah Pyongyang memperkenalkan roket tahap ketiga berbahan bakar padat.
BBC melaporkan anggota parlemen Korea Selatan mengatakan payload roket paling mungkin beratnya sekitar 440 pon, dan itu berarti sekitar dua kali lipat berat muatan dari peluncuran roket besar terakhir Korea Utara pada tahun 2012. Hal ini menunjukkan roket Korea Utara semakin besar dari waktu ke waktu. Semain besar identik dengan semakin jauh jarak yang bisa dijangkau.
Beberapa mengatakan bahwa peluncuran ini sebenarnya merupakan bagian dari uji coba rudal balistik lebih dan jelas, ada penggunaan ganda untuk sistem roket tersebut. Namun roket ini bergantung pada bahan bakar cair yang terlihat oleh satelit pada hari sebelum peluncuran, memberikan cukup waktu bagi semua pihak untuk mempersiapkan untuk mereka gunakan. Korea Utara juga tidak memiliki hulu ledak yang kuat untuk dipasang di rudal balistik. Ini yang menakutkan, bagaimana jika hulu ledak nuklir yang dipasang kemudian dengan jangkauan yang makin jauh bisa mengancam mana saja. Termasuk Amerika. Artinya dunia bisa jadi makin kecut dengan ancaman rudal Kim Jong Un.