Kepala Staf Angkatan Darat Korea Utara dikabarkan telah dieksekusi mati oleh pemimpin tertinggi negara tersebut Kim Jong Un,
Ri Yong-Gil, Kepala Staf Tentara Rakyat Korea (KPA) dieksekusi awal Februari karena membentuk faksi politik dan korupsi, demikian dilaporkan kantor berita Yonhap, mengutip sumber yang dekat dengan isu Korut.

Laporan itu muncul di saat ketegangan di semenanjung Korea meningkat menyusul uji nuklir dan peluncuran roket jarak jauh Korut. Ri sering terlihat mendampingi Kim Jong-Un dalam tur inspeksi, tetapi namanya tiba-tiba hilang dari pemberitaan media saat pertemuan partai serta perayaan atas peluncuran roket pada Minggu 7 Februari 2016.
“Eksekusi tersebut menunjukkan bahwa Kim Jong-Un masih merasa cengkeramannya di dalam militer negara itu tidak aman,” kata Yonhap mengutip sumber tersebut.
“Ini menunjukkan bahwa pemerintahan teror Kim masih ada,” kata sumber tersebut.
Badan Intelijen Nasional (NIS) di Seoul menolak berkomentar mengenai laporan tersebut. Pada Mei 2015 NIS mengatakan Kim telah mengeksekusi panglima militer, Hyon Yong-Chol –dikabarkan dengan menggunakan senjata anti-pesawat.
Nasib Hyon tidak pernah dikonfirmasikan oleh Pyongyang namun ia tidak pernah atau terdengar lagi sejak itu. Beberapa pengamat memperkirakan ia dihilangkan dan dipenjara.
Laporan-laporan –beberapa membenarkan, beberapa tidak– mengenai penghilangan, eksekusi dan pelenyapan sudah biasa terjadi sejak Kim berkuasa, setelah ayahnya Kim Jong-Il meninggal pada Desember 2011.
Sejumlah besar pejabat senior, terutama kader-kader militer, dipindahkan atau dipecat karena pemimpin muda itu ingin memperkuat kendalinya atas militer.
Dalam kasus paling besar, Kim mengekseksui pamannya yang berpengaruh Jang Song-Thaek pada Desember 2013 atas berbagai dakwaan termasuk berkhianat dan korupsi.
Baca juga: