Presiden Uni Eropa Donald Tusk menyatakan serangan udara Rusia di Suriah membantu pemerintah pimpinan Presiden Bashar al-Assad dan memicu gelombang baru pengungsi ke Eropa.
Perang di Suriah mengakibatkan jutaan orang mengungsi dan menjadi salah satu penyebab utama kemelut perpindahan terburuk di Eropa dalam puluhan tahun. Arus pendatang memecah anggota Uni Eropa, yang tidak setuju mengatasinya.
“Tindakan Rusia di Suriah mengakibatkan keadaan sangat buruk bertambah buruk,” kata Tusk dalam pernyataan singkat saat menyambut Perdana Menteri baru Georgia, Georgy Kvirikashvili, yang tiba di Brussels.
“Sebagai akibat langsung gerakan militer Rusia, pemerintah Assad -yang kejam- semakin berkuasa, lawan moderat Suriah kehilangan wilayah dan ribuan lebih pengungsi lari ke Turki dan Eropa,” kata Tusk.
Pemerintah Kremlin Selasa 9 Februari 2016 mengatakan tidak ada bukti yang dapat dipercaya terkait kematian warga yang disebabkan serangan udara Rusia di Suriah.
Kebanyakan lebih dari satu juta pengungsi dan pendatang yang tiba di Eropa tahun lalu mengungsi lewat Yunani setelah melalui pantai Turki.
Turki, yang telah menampung lebih dari 2,5 juta pengungsi Suriah, mengatakan puluhan ribu lebih saat ini mengungsi ke perbatasan Turki karena serangan di Aleppo oleh pasukan Rusia dan Suriah.
Perserikatan Bangsa-bangsa pada Selasa meminta Turki membuka perbatasannya untuk dilalui ribuan pengungsi Suriah yang menderita dan meninggalkan wilayah Aleppo, sehubungan dengan kewajiban internasional untuk melindungi orang yang mengungsi karena kemelut atau penganiayaan.
Pembicaraan damai antara perwakilan Assad dan beberapa kelompok lawan sebelumnya pada bulan ini gagal terutama karena kemarahan atas pemboman terus-menerus yang dilakukan oleh Rusia.