Minggu 7 Februari 2016, Korea Utara meluncurkan satelit Kwangmyongsong-4 dengan menggunakan sebuah roket jarak jauh. Peluncuran menantang resolusi Dewan Keamanan PBB, yang melarang Pyongyang melakkan peluncuran roket yang dapat digunakan sebagai rudal balistik yang bisa membawa hulu ledak nuklir. Pihak Korut sendiri menyatakan mereka tidak akan peduli dengan larangan itu dan akan terus meluncurkan satelit dengan roketnya.
“Badan Negara untuk eksplorasi ruang angkasa, mengikuti kebijakan Partai Buruh Korea dalam memprioritaskan ilmu pengetahuan dan teknologi, akan terus meluncurkan lebih banyak satelit,” kata siaran pers kedutaan besar Korut di Rusia sebagaimana dikutip Ria Novosti, Minggu.
Menurut pernyataan itu, satelit Kwangmyongsong-4 bertujuan untuk menyelidik Bumi dan beredar di orbit polar dengan kemiringan 97,4 derajat.
Amerika Serikat, China, Jepang, Korea Selatan, Prancis dan Rusia telah mengutuk peluncuran satelit oleh Pyongyang. Tindakan ini menambah ketegangan atas program nuklir dan rudal balistik Korea Utara yang telah panas setelah Pyongyang pada 6 Januari mengatakan mereka telah berhasil melakukan uji coba bom hidrogen, memicu kecaman dari masyarakat internasional.
Korea Utara sebelumnya dilaporkan telah melakukan peluncuran satelit yang sukses pada tahun 2012, yang juga melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB.
