Merasa semakin terancam oleh ketegangan regional, Turki berencana untuk menambah kekuatan armada peringatan dini udara dan kontrol atau airborne early warning and control (AEW&C) dengan akan memesan dua pesawat AEW&C dari Boeing di bawah program Peace Eagle.
“Kita dihadapkan dengan konsep ancaman yang berbeda dengan konsep yang kami nilai ketika kita memutuskan untuk memerintahkan empat pesawat [AEW C]. Ancaman baru mungkin memaksa kita untuk membuat akuisi baru,”kata seorang pejabat pengadaan senior di Departemen Pertahanan Turki sebagaimana dikutip Defense News, Jumat 5 Februari 2016.
Seorang pejabat keamanan yang lain mengatakan bahwa masalah ini akand ibahas dan disahkan oleh Komite Eksekutif Industri Pertahanan pada akhir tahun ini.
“Ada indikasi bahwa [Angkatan Udara Turki] mungkin harus merevisi persyaratan operasional sejalan dengan cakupan yang lebih baik dari wilayah udara Turki untuk misi peringatan dini,” kata pejabat itu.
Pada bulan Desember, Boeing telah menyampaikan pesawat keempat dan terakhir dari pesawat AEW&C Peace Eagle ke Turki. Pesawat terakhir datang dengan upgrade perangkat lunak dan software pusat dukungan untuk menambah unit dukungan darat. Selain empat pesawat, program Peace Eagle meliputi segmen dukungan darat dan pelatihan awak misi, dukungan misi dan pemeliharaan sistem.
Turki adalah satu-satunya negara di kawasan tersebut yang memiliki kemampuan AEW & C.AEW & C memberikan kemampuan pengawasan dan manajemen pertempuran udara, dan sekaligus dapat melacak target udara dan maritim.
Berdasarkan kontrak yang ditandatangani pada 23 Juli 2003 dengan harga lebih dari US$ 1,6 miliar, Boeing diminta mengembangkan dan menyampaikan empat pesawat AEW&C untuk Angkatan Udara Turki pada tahun 2008. Program ini didasarkan pada Boeing 737-700. Tetapi pada 2013, Ankara memberi denda terhadap Boeing karena penundaan pengiriman pesawat tersebut.
Baca juga: