Amerika Ingin Perang Darat di Suriah Sejak 2011
Patriot

Amerika Ingin Perang Darat di Suriah Sejak 2011

Amerika sebenarnya sudah sejak 2011 ingin menancapkan kekuatan pasukan daratnya di Suriah untuk mempertahankan pengaruhnya hingga tentu saja Washington sangat senang dengan rencana Arab Saudi yang akan melakukan pengiriman pasukan ke wilayah perang tersebut.

Seorang analis politik Amerika dan seorang profesor Antropologi di Cabrillo College Aptos, California, Dennis Etler mengatakan AS tidak pernah ingin menghancurkan ISIS, tetapi sengaja mempersenjatai, melatih dan mendanai proxy, termasuk Arab Saudi, Turki dan Israel.

Tetapi kemudian AS begitu terkejut dengan intervensi militer Rusia yang telah memainkan peran kartu liar mengubah medan pertempuran.

Putus asa untuk menyelamatkan posisinya, AS mengubah strategi dengan membangun jalur negosiasi dengan pembicaraan damai. Namun, sekarang dengan dukungan udara Rusia, angkatan bersenjata Suriah “tidak menerima inisiatif dan memungkinkan para pemberontak untuk membangun kembali posisi mereka”. Dan dari perspektif Amerika menjadikan negosiasi tidak bisa dimulai.

Menurut Etler, AS sebenarnya telah ingin menggunakan pasukan darat untuk menggulingkan pemerintah Suriah sejak awal konflik, tapi ada faktor-faktor tertentu yang tidak mengizinkan Washington mengambil tindakan tersebut. Yang paling signifikan karena rakyat negara tersebut dalam kondisi lelah dengan perang dan janji yang dibuat oleh militer AS untuk menarik pasukan dari Afghanistan dan Irak.

Menghadapi dilema melihat pengaruhnya di Timur Tengah dan Afrika Utara mulai berkurang AS beralih ke metode dengan mengabaikan perang sehingga pada satu titik akan ada alasan baru untuk campur tangan.

Menurut Etler, sekarang bahwa AS telah melepaskan ISIS di Timur Tengah dan memfasilitasi penyebarannya ke Libya dan tempat lain. Washington telah berhasil untuk mendapatkan alasan kembali terlibat dalam operasi tempur darat dan meminta sekutu-sekutunya bertempur bersama. Semua demi menegaskan kembali kekuasaannya dan mengkonsolidasikan kontrol geo-politik di wilayah tersebut.