Wakil Perdana Menteri Rusia Dmitry Rogozin menyatakan kemampuan jet tempur state-of-the-art Rusia Sukhoi Su-35 yang dikirim ke Suriah sangat bisa diandalkan. Dia sesorah agar pihak lain untuk tidak main-main dengan pesawat ini.
“Kami sangat tidak menyarankan orang lain untuk bersaing dengan burung tersebut di langit Suriah,” tulis Rogozin pada halaman Facebook-nya dan dikutip TASS Sabtu 6 Februari 2016.
Pasukan Aerospace Rusia mulai memberikan serangan di Suriah pada 30 September 2015. Kelompok pesawat awalnya terdiri lebih dari 50 pesawat dan helikopter, termasuk Sukhoi Su-24M, Su-25SM dan stae-of-the-art Su-34. Mereka dikerahkan ke pangkalan udara Khmeimim di provinsi Latakia.
Pada tanggal 7 Oktober 2015, empat kapal rudal dari armada Kaspia Flotilla Angkatan Laut Rusia memecat 26 rudal jelajah Kalibr (Sizzler) ke fasilitas militan di Suriah. Pada tanggal 8 Oktober, tentara Suriah meneruskan dengan serangan skala besar.
Pada pertengahan November 2015, Rusia meningkatkan jumlah pesawat yang mengambil bagian dalam operasi di Suriah menjadi 69 dan melibatkan pembom strategis dalam serangan ke ISIS dan pemberontak.
Dan terakhir pada 1 Februari 2016, empat jet tempur Su-35S juga dikerahkan ke Suriah untuk menambah kekuatan mereka.
Baca juga: Su-35 ke Suriah: Antara Ketegangan, Uji Kemampuan dan Iklan