Skenario Konflik Arab-Iran Berjalan Lama
Konfrontasi antara Riyadh dan Teheran bisa mencapai tingkat konflik bersenjata dan dapat menyebabkan krisis berkepanjangan seperti yang terjadi selama konflik Iran-Irak di 1980-1988. Konfrontasi militer Saudi-Iran dapat muncul di wilayah negara Irak, di mana warga Arab secara tradisional mendukung komunitas Sunni dan Iran mendukung komunitas Syiah. Namun, juga dapat meningkatkan ketegangan antara Iran dan Arab Saudi ke tingkat lain melalui serangan udara atau rudal pada satu sama lain. Konflik militer pasti akan melibatkan negara penghasil minyak lainnya di wilayah ini seperti Qatar, Kuwait dan Bahrain dan melumpuhkan lalu lintas tanker minyak di Teluk. Sebagai akibat dari peristiwa dijelaskan, kenaikan cepat harga minyak dunia akan terjadi. Paul Sullivan, seorang peneliti Amerika, meramalkan bahwa dalam situasi seperti ini, harga minyak dapat mencapai US$300 per barel.
Teluk Persia, yang telah dianggap sebagai wilayah di mana Amerika memiliki kepentingan vital yang selalu berhadapan dengan kepentingan Moskow. Rusia yang berusaha untuk menjadi negara adidaya dalam hal energi memiliki kepentingan untuk memperkuat posisinya di ruang energi global. Sejak terjadinya konflik Arab-Iran, Kremlin telah menawarkan mediasi dan negosiasi dengan mencoba peran pembawa damai. Hal ini jelas ketika Kremlin mencari cara perbaikan hubungan dengan pemerintah Rouhani di mana kerja sama dan energi dan proyek militer dapat menjadi poin umum. Jika penurunan harga minyak terus berlanjut selama beberapa tahun, akan lebih menguntungkan bagi Iran untuk mengekspor gas daripada minyak. Azizollah Ramezani, Direktur Urusan Internasional di Perusahaan Gas Nasional Iran mengatakan bahwa prioritas geografis ekspor adalah Eropa, China dan India. Hari ini, Teheran siap untuk berdiskusi dengan rekan-rekan Eropa pembentukan pipa gas lintas perbatasan dengan Eropa, misalnya, Iran – Turki – Bulgaria – Yunani.
Dengan begitu Teheran dapat berfungsi sebagai pemasok alternatif yang sah dari gas alam ke Eropa bukan Moskow. Selain itu, Iran sedang mempersiapkan untuk membentuk kembali di pasar minyak Eropa. Dalam keadaan seperti itu, penting bagi Moskow untuk membangun jembatan persahabatan dengan Teheran untuk mengontrol tujuan ambisius dan tetap menjadi pemasok utama hidrokarbon ke Eropa.