Amerika Serikat (AS) bekerja sama dengan militer Jepang dan Korea Selatan menempatkan sistem rudal pertahanan untuk melacak roket, yang akan diluncurkan Korea Utara suatu waktu dalam 18 hari sejak Senin.
Kemungkinan sebuah roket tahap tiga akan dapat dilacak dengan cermat. Korea Selatan dan Jepang menyiagakan militer mereka untuk menembak jatuh roket, atau bagiannya, jika meledak dan mengancam wilayah mereka.
“Kami akan, seperti yang selalu kami lakukan, mengamati dengan seksama jika ada peluncuran, melacak peluncuran, [dan] menyiagakan aset pertahanan rudal kami,” kata Menteri Pertahanan AS Ashton Carter.
“Kami punya banyak rencana menghadapi itu. Kami dan sekutu dekat -Jepang dan Korea Selatan- siap untuk itu,” katanya.
Korea Selatan mengatakan kapal perusak Aegis-nya, radar anti rudal balistik Green Pine dan peringatan dini dan pesawat kendali Peace Eye siap.
Juru bicara Angkatan Laut AS memastikan kapal pelacak rudal USNS Howard O. Lorenzen tiba di Jepang pekan ini namun menolak mengatakan apakah itu berkaitan dengan rencana peluncuran Korea Utara.
Petunjuk Pendorong dan bagian lain juga akan dilacak saat tercebur ke laut, dengan harapan dapat diambil dan dianalisa untuk mendapatkan petunjuk tentang program roket Pyongyang.
“Mengambil bagian atau benda dari sarana peluncuran adalah bagian paling penting untuk analisa roket,” kata ahli peroketan dari Jerman, Markus Schiller.
Korea Utara mengatakan peluncuran akan terjadi pada pagi hari dan memberikan koordinat tempat pendorong dan penutup muatan akan dijatuhkan di Laut Kuning di lepas pantai barat semenanjung Korea dan Samudra Pasifik di sebelah timur Filipina.
Angkatan Laut AS memiliki peralatan sonar dan kendaraan tak berawak yang dapat digunakan untuk membantu menemukan kembali bagian itu, kata pejabat Angkatan Laut. Tidak jelas apakah peralatan itu ada di wilayah tersebut.