Meskipun serangan itu datang sebelum Rusia menganeksasi Semenangjung Krimea pada Maret 2014, tindakan itu konsisten dengan kecenderungan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk secara halus meningkatkan teror ancaman serangan nuklir pada negara-negara tetangga di tahun-tahun setelah krisis Ukraina.
Putin telah berbicara terus terang tentang kemampuan nuklir Rusia selama tahun lalu, sedangkan nilai strategis preemption nuklir telah dibicarakan secara terbuka di antara politisi Rusia dan analis kebijakan pasca aneksasi Krimea.
Pada bulan November 2015, Kremlin sengaja “membocorkan” gambar dari torpedo nuklir bawah air trans-oceana yang masih dalam pembangunan, memberikan kesan bahwa Rusia memiliki kepentingan lanjutan di sistem pengiriman nuklir yang eksotis.
Tapi fakta bahwa simulasi serangan nuklir di Swedia datang sebelum krisis Crimea menunjukkan bahwa Rusia sedang melakukan provokasi simulasi serangan nuklir di Eropa Barat bahkan sebelum hubungan mencapai titik krisis. Pada operasi 2013 Rusia memamerkan kemampuan militer dengan memperlihatkan betapa tidak siapnya tetangganya jika terjadi konflik yang sebenarnya.
