Angkatan Udara secara resmi telah mengkonfirmasi kabar pengiriman jet tempur paling canggih di gudang senjata Rusia yakni Su-35 ke Suriah.
“Jet tempur supermaneuverable Su-35S mulai melaksanakan tugas-tugas militer pekan lalu [di Suriah],” kata Juru Bicara Kementerian Pertahanan Rusia Mayjen. Igor Konashenkov kepada wartawan sebagaimana dikutip Sputnik Senin 1 Februari 2016.
Dia mengatakan semua pesawat yang melakukan misi tempur di Suriah harus mendapatkan perlindungan dari jet tempur Rusia dan sistem pertahanan udara S-400 Triumf.
Pertanyaannya kenapa Rusia harus mengirim jet tempur canggih ini? Apakah Su-30SM dianggap belum cukup untuk membangun superioritas udara?
Ada beberapa spekulasi dari tindakan Rusia ini. Moskow jelas ingin meningkatkan kemampuan tempur udara ke udara di wilayah tersebut. Langkah kesekian kalinya menyusul penembakan bomber tempur Su-24 mereka oleh F-16 Turki pada November 2015 lalu. Sebelum ini Rusia telah mengirimkan sistem pertahanan udara paling handal mereka S-400 serta menugaskan secara khusus Su-30SM guna mengawal pesawat Rusia yang tengah melakukan misi serangan darat ke target ISIS dan pemberontak Suriah.
Dengan mengirimkan Flanker generasi terbaru ini, Rusia jelas tidak berusaha untuk memperbaiki hubungan dalam waktu dekat dengan Turki. Bahkan mungkin akan lebih tegang. Terlebih Turki baru saja mengklaim Su-34 Rusia pada Jumat 29 Januari 2016 kembali menerobos wilayah udara mereka. Ankara secara tegas menyatakan akan ada konsekuensi dari kejadian ini. Sementara Rusia membantah tuduhan itu dan menyebutnya sebagai propaganda murahan.