Semua pasti ingat tentang Top Gun, film yang dibintangi Tom Cruise dan Val Kilmer dan tentu saja sebuah pesawat sexy Grumman F-14 Tomcat. Sebuah pesawat dua mesin, sayap ayun, pesawat berbasis kapal induk. Dan pesawat ini menyimpan kisah panjang dalam hubungan Amerika dan Iran.
Iran menjadi satu-satunya negara yang membeli F-14. Dan satu-satunya negara yang sampai saat ini masih menerbangkan pesawat tersebut. Angkatan Laut sudah lama menggusurnya dengan kehadiran F/A-18 Hornet dan Super Hornet. Hal yang harus diingat pembelian oleh Iran mungkin menjadi salah satu faktor penting dalam menyelamatkan program F-14 untuk tetap berproduksi.
November lalu video, Kementerian Pertahanan Rusia merilis sebuah video yang menggambarkan beberapa jet tempur F-14 terbang mengawal bomber Tu-95 saat melintas di udara Iran saat hendak menyerang Suriah. Setidaknya ada F-14 terdeteksi dan menunjukkan mereka berfungsi.
Pada tahun 1979, Shah Iran, rezim kala itu membuat kesepakatan dengan Amerika Serikat untuk membeli 79 F-14A Tomcat dan 633 rudal Hughes AIM-54 Phoenix dengan nilai US$ 2 miliar. Pembelian Iran mungkin telah menyelamatkan program F-14, menurut Tom Cooper, co-penulis buku Iranian Tomcats in combat. Uang tunai Iran menyelamatkan Grumman diri dari kebangkrutan.
Iran menginginkan F-14 untuk mencegah pesawat terbang ultra-cepat MiG-25R Foxbat yang dibangun Rusia di atas Iran. Dan hal itu bekerja. Rusia memilih menghentikan penerbangan mata-matanya saat Tomcat hadir.
Lalu datanglah Revolusi Islam. Sebanyak 129 pilot F-14 Iran dan petugas radar yang dilatih di Amerika bersama dengan teknisi pemeliharaan menemukan diri mereka sebagai pihak yang dianggap musuh oleh Ayatullah. Lebih dari dua lusin pilot dan teknisi memilih melarikan diri dari Iran. Banyak dari mereka yang ditahan, beberapa dibunuh. Tapi ketika Iran berperang dengan Irak pada tahun 1980 awak F-14 kemudian sangat diperlukan hingga beberapa yang masih tersisa diampuni dan bergabung kembali dengan militer.
Tetapi banyak masalah yang menerpa Tomcat Iran. Salah satunya jelas persoalan suku cadang yang dihentikan oleh Amerika. Sekitar 77 Tomcat tetap beroperasi ketika perang pecah tapi sebagian dalam status non-operasional atau tidak sepenuhnya operasional. Selain itu kru mereka tidak memiliki pengalaman. Namun, Iran berhasil mendapatkan sekitar selusin kembali pesawat yang masuk ke layanan dan mereka segera mencegat MiG-21, Mirage F1, MiG-23S dan MiG-25 mili Sadam Husein.
Kinerja kelas dunia Tomcat, dikombinasikan dengan radar kuat AWG-9 dan serta rudal AIM-54 Phoenix, terbukti efektif dalam melawan angkatan udara Irak di teluk. Meskipun ada sekitar 1.000 keterlibatan udara ke udara keterlibatan selama delapan tahun Perang Iran-Irak, tidak ada apapun kemenangan yang menentukan. Dengan sumber pasokan tidak dapat diandalkan, kedua negara memilih menempatkan pesawat terbaik ke dalam status cadangan. Iran, memilih menggunakan F-14 untuk mempertahankan instalasi strategis penting seperti terminal minyak terminal utama di Khark Island.