Kembali Panaskan Laut China Selatan, USS Curtis Wilbur Berlayar di Dekat Pulau Sengketa

Kembali Panaskan Laut China Selatan, USS Curtis Wilbur Berlayar di Dekat Pulau Sengketa

Angkatan Laut Amerika kembali memanaskan Laut China Selatan dengan mengirimkan Littoral Combat Ship (LCS) USS Curtis Wilbur dengan berlayar dalam jarak 12 mil laut dari Pulau Triton, sebuah pulau yang diklaim Beijing dalam rantai Kepulauan Parcel di Laut China Selatan.

The Wall Street Journal melaporkan Sabtu 30 Januari 2016, mengutip seorang pejabat Pentagon yang tidak disebutkan namanya, kapal perusak Angkatan Laut AS mendekati pulau dalam operasi yang ditujukan untuk perlindungan kebebasan navigasi di Laut China Selatan.

Operasi untuk melindungi kebebasan navigasi adalah serangkaian manuver oleh kapal-kapal perang Angkatan Laut Amerika Serikat terhadap klaim maritim sebuah negara. Angkatan Laut AS mengirim Curtis Wilbur berpatroli tanpa memberitahu siapa pun tentang awal operasi. Menurut pejabat itu, patroli berlangsung selama sekitar tiga jam dan tidak ada kapal Angkatan Laut China yang ada di daerah operasi.

Pada bulan Oktober tahun 2015 Amerika Serikat mengirim kapal perusak ke dekat Kepulauan Nansha (Spratly) yang diklaim China dan sejumlah negara. Kementerian Luar Negeri China memprotes Amerika Serikat dan menyebut tindakan ini sebagai bentuk pelanggaran kedaulatan China.

AS mengatakan bahwa mereka akan terus berlayar dengan berdasarkan pada hukum internasional. Pernyaataan ini sekaligus menunjukkan bahwa AS tidak mengakui kedaulatan China atas pulau-pulau yang diklaim.

Juru bicara kementerian pertahanan China, Yang Yujun Kamis 29 Januari mengatakan bahwa kedaulatan China atas pulau-pulau di Laut China Selatan dan perairan yang berdekatan mereka memiliki dasar historis dan hukum yang memadai.

“Ini adalah posisi yang konsisten China untuk menyelesaikan sengketa dengan negara-negara terkait langsung melalui negosiasi dan konsultasi. Perdamaian dan stabilitas di Laut Cina Selatan harus dilindungi oleh China dan ASEAN, ” katanya sebagaimana dipublikasikan China Daily.

“Kami tidak perlu negara di luar kawasan menunjukkan jari ke masalah ini, apalagi membuat pernyataan bodoh,” kata Yang Yujun.

Baca juga:

Apa Sebenarnya Littoral Combat Ship?

http://www.jejaktapak.com/2015/11/20/littoral-combat-ship-apa-masih-relevan/