Hindustan Aeronautics Ltd (HAL) mengklaim keikutsertaan pesawat tempur ringan Tejas di Bahrain Airshow telah membuka pasar internasional. Ada beberapa negara yang disebut tertarik untuk membeli pesawat tersebut.
Kepala HAL T Suvarna Raju sebagaimana dikutip Economic Times India, Jumat 29 Januari 2016 menyebutkan selama pameran sejumlah negara telah menyatakan minatnya. Tetapi dia menolak untuk menyebutkan negara mana yang dimaksud.
Ia juga menegaskan bahwa Tejas pertama dengan upgrade radar yang lebih baik, sistem rudal, kemampuan pengisian bahan bakar udara, akan diserahkan kepada militer pada tahun 2018.
“Kami sudah mendapat sejumlah permintaan untuk LCA sudah, “kata Raju sambil memuji kinerja pesawat itu dalam pertunjukan di Bahrain Januari ini.
Ketika ditanya negara mana saja yang tertarik Raju hanya mengatakan, “Percayalah pada kita, saya mengatakan ada permintaan untuk LCA.”
Pesawat ini diharapkan untuk menggantikan armada MiG-21 yang ada di Angkatan Udara India.
Angkatan Udara India berencana untuk mengakuisisi 120 pesawat Tejas, dengan 100 dari mereka memiliki beberapa modifikasi besar. Layanan ingin pesawat memiliki radar yang lebih baik, sistem peperangan elektronik baru, pengisian bahan bakar di udara dan kemampuan menembakkan rudal di luar visual. “Produksi seri telah dimulai. Kami meningkatkan kapasitas 8-16 per tahun.”
Sesuai rencana produksi, enam pesawat akan diebrikan tahun ini (2015-2016) dan HAL akan menggandakan produksi dari delapan menjadi 16 pesawat per tahun. Diperkirakan 20 pesawat akan dibangun oleh 2017- 2018 untuk bisa membangun skuadron pertama.
Program LCA dimulai pada tahun 1983 untuk menggantikan penuaan MiG-21 tetapi telah mundur lama karena berbagai alasan.
India bersemangat untuk memasarkan Tejas setelah rivalnya, Pakistan terbukti mampu menjual pesawat tempur JF-17 yang diproduksi bersama China. Sejumlah negara disebut-sebut telah memesan pesawat ini.
Baca juga: