Setelah sekian lama hanya mengintip sejumlah foto yang beredar terbatas, kini dunia semakin tahu tentang ATD-X, jet tempur siluman yang tengah dibangun Jepang. Pesawat ini secara resmi diberi kode X-2.
Varian produksi, atau beberapa desain didasarkan dari informasi yang akan dikumpulkan dengan menguji X-2, adalah tujuan akhir bagi Jepang. Dari semua proses itu akhirnya nanti diharapkan jet tempur resmi akan terbang ke langit pada akhir 2020.
Jika dilihat sekilas, pesawat ini mirip dengan F-22 Raptor. Tidak heran mengingat sejak lama Jepang sangat ingin mendapatkan pesawat ini tetapi terbentur dengan larangan Amerika yang tidak mengekspor pesawat tersebut yang akhirnya Jepang bertekat membangun sendiri. Obsesi ini mau tidak mau mempengaruhi desain dari pesawat generasi kelima yang mereka bangun.
Mitsubishi ATD-X, sekarang dijuluki X-2 itu sebenarnya secara resmi telah diluncurkan 1,5 tahun yang lalu. Tetapi Jepang masih menutup rapat berbagai hal terkait pesawat tersebut dan baru secara resmi membuka di depan media pada Kamis 28 Januari 2016.
Next: Konsep Siluman Super Manuver
Konsep Siluman Super Manuver
Fitur yang paling menonjol dari X-2 adalah elaborate thrust vectoring system. Menggunakan trio paddles atau sirip pada setiap exhaust di setiap mesin yang memungkinkan untuk independent high-angle deflection.
Konsep Similar multi-dimensional thrust vectoring ini telah digunakan di masa lalu, terutama pada X-31, jet tempur paling bermanuver pernah dibuat.
Berikut aksi X-31:
https://www.youtube.com/watch?v=OcArP5bYk6s
Juga di sini
Paddle-style thrust vectoring juga digunakan pada F / A-18 Harv yang menjadi pesawat uji NASA. Harv juga super-bermanuver dan mampu mempertahankan kontrol penerbangan post-stall environment, bahkan pada sudut serangan ekstrem.
Inilah aksi F / A-18 Harv:
Tetapi sistem ini tidak benar-benar cocok untuk desain siluman hingga kemungkinan Jepang tengah mengeksplorasi sebuah cara untuk membangun pesawat siluman super manuver dengan X-2. Tampaknya ada beberapa elemen desain di sirip atau padele yang dapat mengurangi reflektifitas radar dari sudut tertentu, tetapi pada umumnya. Paddle ini bisa digantikan oleh nozel setelah titik uji tertentu telah tercapai.
Untuk membuat pesawat sulit terdeteksi radar, X-2 memiliki banyak fitur yang terlihat pada pesawat tempur siluman saat ini dengan mengoptimalkan desain untuk menghindari radar Band X, C dan Ku. Fitur-fitur ini termasuk pintu yang digunakan untuk menutup gigi landing.
Bagian hidung memiliki garis tajam seperti yang ditemukan pada semua pesawat siluman lain. Ekor kembar yang miring ke luar, dan pesawat memiliki kulit halus dengan saluran intake juga tampaknya dibentuk untuk melindungi wajah yang sangat reflektif dari mesin turbofan jet.
Next: Menguji Banyak Teknologi
Menguji Banyak Teknologi
Pesawat ini juga malu-malu menggunakan jalur pembangunan F-35 yang juga diawali dengan meluncurkan pesawat demonstrator X-35. Pesawat X-2 adalah pesawat testbed untuk beberapa teknologi, bukan desain terpadu, setidaknya belum, sampai kelemahan dan kekurangannya bisa dipahami dan diatasi.
Beberapa fitur yang dibutuhkan untuk pengujian penerbangan awal, terutama yang menyangkut perluasan kemampuan penerbangan akan mengabaikan desain rendah radar.
Pesawat yang juga dijuluki “Spirit Of The Heart” juga untuk menguji seluruh beban teknologi lain yang tidak terlihat di luar.
Sebuah radar active electronically scaned array (AESA) generasi berikutnya akan terbang di beberapa titik jet tempur ini. Jepang merupakan negara pertama di dunia yang menerbangkan pesawat dengan radar AESA yang ditanam di pesawat tempur F-2 mereka. Radar terganggu dengan masalah, namun teknologi telah berkembang jauh sejak saat itu dan telah menjadi daftar yang wajib dimiliki oleh bukan hanya pesawat baru tetapi juga pesawatlama.
Sangat mungkin bahwa radar baru ini akan menampilkan mode sekunder untuk serangan elektronik, high-bandwidth communications dan passive surveillance of the radio frequency spectrum. Ini hanya beberapa kemampuan laten dan bayangan dari sistem radar AESA yang sekarang hanya bisa dieksplorasi di luar selimut kerahasiaan.
Next: Control Sistem Cerdas dan Mesin Misterius
Control Sistem Cerdas dan Mesin Misterius
X-2 juga akan menguji fly-by-fiber-optic flight control system (FCS). Ini disebut sebagai FCS “cerdas” yang sangat tahan terhadap interferensi elektronik. Sistem ini juga dikatakan bisa mengkompensasi kerusakan pesawat.
X-2 juga akan akhirnya terbang dengan sistem electronic surveillance and countermeasures paling canggih milik Jepang. Sistem ini tidak hanya dapat disempurnakan dan digunakan pada pesawat yang nantinya akan dibangun dari X-2, tetapi juga dipasang di pesawat tua milik Angkatan Udara Jepang.
Terakhir, X-2 akan terbang dengan mesin turbofan canggih yang dikenal sebagai IHI XF5-1. Tidak banyak yang diketahui tentang powerplant baru ini, tapi mesin kecil ini diperkirakan memiliki daya dorong tinggi. Ini mungkin akan menjadikan X-2 mampu melakukan dry thrust (tanpa afterburner) untuk mencapai penerbangan super-cruise berkelanjutan atau supersonic flight without afterburner. Mesin ini kemungkinan akan dikembangkan lebih lanjut untuk varian produksi yang lebih besar dari X-2.
Next: Menjaga Kesimbangan dari F-35
Menjaga Kesimbangan dari F-35
Jepang juga telah memiliki pesanan pada pesawat F-35A dan mereka pasti akan belajar banyak dengan mengoperasikan dan memelihara pesawat ini, sehingga kemungkinan akan banyak hal yang berubah hingga nanti terbentuk desain akhir dari jet tempur yang hendak dibangun.
Jepang akan menghabiskan setumpuk Yen untuk menjaga industri pertahanan dalam negeri mereka agar bisa memproduksi persenjataan yang relevan. X-2 adalah manifestasi dari ini karena sudah menghabiskan lebih dari US$332 juta. Tapi kali ini Jepang bisa mengekspor desain tempur masa depan mereka serta selain tentu saja untuk digunakan sendiri. Mengingat mereka nanti akan memiliki F-35 selama bertahun-tahun pada saat desain baru operasional, mengimbangi biaya dengan tangan mereka sendiri dapat ditemukan dengan melempar pesawat ke pasar jet tempur dunia yang semakin aktif.
Terlepas dari apakah Jepang pernah menyadari atau tidak bahwa pengembangan jet tempur generasi kelima begitu rumit, mengikuti perkembangan X-2 dalam beberapa tahun ke depan akan menjadi hal yang menarik. Jepang, secara resmi telah bergabung ke dunia siluman menyusul Amerika, Rusia, dan China.
Baca juga: