Adidaya Semu
Akhirnya, alasan ketiga dari keputusan Obama untuk tinggal di Afghanistan mencerminkan kesalahan perhitungan yang serius tentang kemampuan AS untuk mempengaruhi peristiwa dan perilaku aktor kurang kuat.
“Mengingat seberapa sering AS menunjukkan khayalan ini, kami mungkin harus menyebutnya “superpower bias” atau adidaya semu. Dalam hal ini sejarah mengungkapkan kebenaran yang nyata. Mengapa, setelah 14 tahun Amerika Serikat telah menikmati dominasi militer hampir lengkap di Afghanistan, jangan pembuat kebijakan membayangkan mereka akan dapat mempengaruhi peristiwa saat ini, terutama pada tingkat pasukan jauh lebih rendah dari pada puncak lonjakan?” lanjut Thrall.
Bahkan pada tahun 2010, dengan 100.000 tentara di negara itu, AS tidak pernah bisa memastikan hasil politik yang diinginkan di Afghanistan. Dan setelah waktu telah berlalu, pengaruh AS justru berkurang.
Apakah kesalahan ini bisa diperbaiki? “Secara teori, ya. Melalui penilaian ulang terhadap situasi dan kesadaran kecenderungan manusia untuk menjadi mangsa bias seperti itu, para pemimpin politik dapat menantang asumsi mereka sendiri dan sampai pada keputusan yang lebih baik.”
Pada tingkat masyarakat, debat publik yang kuat dapat memberikan pandnagan kritis pada keputusan dan kebijakan berisiko yang buruk. Sayangnya, perdebatan kebijakan luar negeri saat ini telah menjadi urusan satu sisi. “Sejak 9/11, menyerukan agar dilakukan penilaian ulang dari kebijakan kami terhadap terorisme dan intervensi telah menjadi upaya yang berisiko. Sayangnya, mengingat keadaan ini, Amerika Serikat di Afghanistan mungkin tidak akan memiliki akhir yang bisa terlihat.”
Baca juga: