Mengapa Amerika Begitu Sulit Meninggalkan Afghanistan?

Mengapa Amerika Begitu Sulit Meninggalkan Afghanistan?

Zero Risk Bias

Dia mengutip pernyataan  mantan wakil khusus Obama untuk Afghanistan, Daniel Feldman yang baru-baru ini berpendapat, “Kehadiran kami sekarang membantu melayani sebagai benteng yang signifikan terhadap ketidakstabilan.”

Sayangnya, menurut Thrall yang terjadi justru semakin meningkatnya kelompok keras. Sejak tahun 2001, jumlah kelompok-kelompok garis keras Islam telah meroket 185 persen. Jumlah serangan teroris di seluruh dunia menjamur dari 1.878 pada tahun 2001 menjadi 11.952 pada tahun 2013. Gagasan tinggal lebih lama di Afghanistan akan mengurangi ancaman teroris adalah fantasi.

Dengan menjaga Amerika Serikat di Afghanistan, Obama telah menjadi mangsa dari apa yang disebut “zero-risk bias” atau risiko nol semu  yang menjadi alasan pertama sulitnya Amerika pergi dari Afghanistan.  Istilah ini menggambarkan kecenderungan orang untuk mencoba mengurangi risiko kecil hingga nol daripada mencoba untuk membuat pengurangan yang lebih signifikan dari risiko yang lebih besar. Meskipun serangan 9/11 dan beberapa serangan lain sukses (tapi jauh lebih kecil), ancaman terorisme terhadap keseluruhan Amerika Serikat adalah sangat rendah dan sebagian besar tidak ada hubungannya dengan Afghanistan. Menghabiskan lebih banyak uang untuk mencoba mengurangi risiko terorisme Afghanistan yang sudah kecil tidak masuk akal dibandingkan dengan menghabiskan uang dan berurusan dengan masalah yang lebih besar.

2. Dendam Biaya