Belajar dari Kesalahan
Pada 2011, Thailand menganggarkan 240 miliar dolar AS untuk membeli 49 tank buatan Ukraina, T-84 ‘Oplot-M’. Namun, hal itu berubah menjadi bencana, karena Tentara Kerajaan Thai hanya menerima sepuluh tank hingga 2015. Ya, sepuluh tank dalam waktu empat tahun.

Namun itu bukan kejutan. Pada 2015, Ukraina ‘kehilangan’ lima pesawat kargo An-32 yang seharusnya diserahkan kembali pada AU India. Pesawat tersebut merupakan bagian dari 40 pesawat yang hendak dimodernisasi dan dipoles ulang.
Pejabat Thailand telah belajar dari kesalahannya dan memutuskan untuk bekerja sama langsung dengan Moskow.
Sementara, M-1 Abrams, tank utama Amerika, yang memiliki mesin turbin gas, terbukti menjadi mimpi buruk bagi kru tank tentara AS pada Perang Irak. Pasir terbukti menjadi kelemahan tank ini dan lebih dari seribu mesin harus dilepas dan dikirim kembali ke markas di AS, menciptakan kemacetan perawatan masif.
Mengingat berbagai masalah yang menjengkelkan di dunia perancang tank utama, Thailand melangkah perlahan menuju kerja sama militer dengan Rusia. Tank terbang T-90 Rusia cocok menjadi senjata pasukan Thailand yang beroperasi di iklim tropis. T-90 juga akan meningkatkan kemampuan tempur Tentara Kerajaan Thai secara drastis, khususnya batalion kavaleri lapis baja.
Baca juga: