Site icon

Gray Eagle akan Didorong ke Depan Wajah Kim Jong un

Workers prepare an MQ-1C Gray Eagle unmanned aerial vehicle for static display at Michael Army Airfield, Dugway Proving Ground in Utah in this September 15, 2011 US Army handout photo obtained by Reuters February 6, 2013. REUTERS/U.S. Army/Spc. Latoya Wiggins/Handout (UNITED STATES - Tags: MILITARY POLITICS) THIS IMAGE HAS BEEN SUPPLIED BY A THIRD PARTY. IT IS DISTRIBUTED, EXACTLY AS RECEIVED BY REUTERS, AS A SERVICE TO CLIENTS. FOR EDITORIAL USE ONLY. NOT FOR SALE FOR MARKETING OR ADVERTISING CAMPAIGNS - RTR3DF70

Amerika Serikat berencana menyebarkan drone pemburu dan pembunuh terbaru mereka yakni RQ-1C Gray Eagle Korea Selatan. Drone ini tidak hanya dapat melakukan penerbangan pengintaian, tetapi juga melakukan serangan rudal.

Sebagaimana dilaporkan media Korea Selatan Chosun Ilbo, mengutip sumber militer AS, penyebaran Gray Eagle dijadwalkan akan dilakukan pada bulan Juli 2016. Dilengkapi dengan kamera night vision, drone ini bisa terbang 30 jam tanpa henti. Di Korea mereka akan bertugas memantau daerah di sepanjang zona demiliterisasi yang memisahkan Korea Utara dan Selatan.

Drone ini akan dapat menyerang helikopter, serta tank musuh dalam jarak sekitar 4,9 mil. Setiap pesawat tanpa awak dilengkapi dengan empat rudal anti-tank Hellfire, empat bom GBU-44 / B, dan juga dapat dilengkapi dengan rudal udara ke udara Stringer.

Amerika Serikat mulai penyebaran senjata strategis baru ke Korea Selatan, menyusul uji bom hidrogen yang diumumkan awal bulan Januari 2016 oleh Pyongyang.

Amerika Serikat juga telah mengerahkan pembom strategis B-52 yang mampu membawa rudal jelajah nuklir dan sampai dengan 31 metrik ton bom ke Korea Selatan.

Pada tanggal 6 Januari, Pyongyang mengklaim telah melakukan uji bom hidrogen pertama, memicu kecaman dari masyarakat internasional yang mengecam sebagai tindakan provokatif yang merusak stabilitas di wilayah tersebut.

Baca juga:

Kecelakaan Drone AS Capai Titik Terburuk

Exit mobile version