Serangan udara Rusia ke Suriah memang telah mengubah peta kekuatan dan pertempuran di negara yang sudah bertahun-tahun dilanda konflik tersebut. Berbagai tanggapan dan analisa muncul terkait langkah Kremlin. Rusia mulai terlibat penuh setidaknya sejak 2013 ketika pertama kali mengusulkan untuk menggantikan pasukan penjaga perdamaian Austria dengan Rusia di dataran tinggi Golan.
Sejak 2013, Moskow mengambil peran utama dalam melucuti senjata kimia Suriah dan kontak serius pertama dengan Damaskus untuk memerangi ISIS sejak saat itu. Secara pararel Rusia terlibat dalam dialog militer strategis dengan Irak melalui kesepakatan senjata dengan Baghdad senilai US$4,2 miliar pada tahun 2012 dan memasok pesawat Su-25 sangat dibutuhkan pada tahun 2014.
Pada Juli 2015 Rusia mencapai kesepakatan dengan Iran untuk menempuh upaya bersama dalam mengamankan kemenangan Suriah dalam pertempuran melawan ISIS. Pertanyaan saat menyerang ISIS tidak “jika”, tetapi “ketika” dan “bagaimana.” Kemudian krisis Ukraina tidak berubah kalkulus, tapi ditunda bergerak.