Selain pesawat tanpa awak Wulung, Indonesia melalui PT Dirgantara Indonesia juga tengah mengembangkan drone dengan jangkauan lebih jauh dan bisa terbang hingga 24 jam nonsetop. Pesawat tanpa awak ini juga masuk kategori drone tempur karena akan dilengkapi rudal.
Drone tersebut bakal masuk kelas medium altitude long endurance (MALE) dan setara dengan drone MQ-1 Predator buatan Amerika Serikat (AS) dan CH-4 buatan China.

”Kami berencana membuat drone yang mirip dengan drone buatan Amerika Serikat dan Tiongkok. Drone ini nantinya dilengkapi senjata,” kata Chief Engineer PTTA PT DI, Bona P. Fitrikananda, Senin 25 Januari 2016.
Pengembangan drone jenis ini masuk tahap preliminary design. Ditargetkan tahun depan sudah ada detail design dan prototipe dan uji terbang pada 2018. PT DI belum memberi nama drone yang dirancang ini.
Mengenai persenjataan yang dipasang di drone, kemungkinan akan menggunakan senjata buatan PT DI yang dirancang mampu menembak sasaran dengan radius efektif 5-6 km. ”Senjatanya masih open, tapi kami rencanakan yang dibuat oleh PTDI yakni RD 702,” ujar dia sebagaimana dikutip detikcom.
Bona menyatakan drone itu dirancang untuk misi terbang jarak jauh yakni bertugas hingga ke pulau-pulau terluar. Dia mencontohkan bila pergerakan pasukan memerlukan waktu sampai ke lokasi, drone bisa melakukan pengintaian lebih awal bahkan penindakan langsung kepada objek sasaran yang dinilai berbahaya.