Site icon

Beranikah Gedung Putih Membatalkan Pembelian 72 F-15 Qatar?

Qatar telah meminta izin kepada Pemerintah AS untuk membeli 72 F-15E Strike Eagle. Namun izin begitu lambat turun. Sekarang, hampir 20 kemudian dan setelah dicapainya kesepakatan perjanjian nuklir Iran, ada harapan tinggi kesepakatan itu akhirnya akan bergerak maju.

Menimbang bahwa Qatar tetap menjadi sekutu dekat AS di wilayah tersebut, dan bisnis tempur mereka secara tradisional pergi ke produsen Eropa, kesepakatan untuk puluhan F-15 Strike Eagle jelas sangat menguntungkan. Namun, politik telah menjadi kasus yang berbeda.

Selain dari Israel dan Arab Saudi, yang telah lama menentang kekuatan super regional AS sangat hati-hati dalam menjaga keseimbangan kemampuan militer di Timur Tengah. Hal ini terlihat ditahannya sejumlah pembelian senjata dari negara-negara Arab dalam beberapa tahun terakhir. Bahkan Kuwait, dengan angkatan udara yang relatif kecil dan sejarah invasi, telah meminta 28 Super Hornet untuk meningkatkan, dan akhirnya menggantikan armada F / A-18C / D Hornet mereka dengan ukuran yang sama. Anehnya, kesepakatan ini juga begitu lambat untuk disetujui.

Negara Timur Tengah masih melihat jet tempur buatan Amerika seperti Super Hornet dan Eagle sebagai jet tempur terbaik untuk menggalang kekuatan udar mereka. Ketangguhan Super Hornet telah terbukti di sejumlah medan perang. Sementara Eagle diakui sebagai pesawat tempur dengan jangkauan panjang dan kemampuan membawa senjata dalam jumlah besar.

Angkatan Udara Israel beroperasi dengan semua model F-15, termasuk F-15I yang menjadi turunan dari Strike Eagle dengan mendapatkan upgrade besar. Selain itu, baru-baru ini Israel meminta untuk F-15 Strike Eagle varian yang lebih canggih lagi.

Orang yang bertanggung jawab dari armada tempur IAF adalah Letnan Kolonel Yiftach, yang menempatkan kemampuan unik Eagle merupakan hal yang terbaik. “Ketika kita ingin mencapai jarak jauh dengan beberapa pesawat dan banyak senjata, F-15I tak tertandingi. Ada alasan kami belum berhenti terbang dan melakukan misi setelah 18 tahun. Dengan pesawat yang hanya beroperasi dengan satu skuadron, ia memiliki setiap kemampuan yang ekstrim yang kita inginkan dari pesawat kami. ”

Meskipun, tidak semua Eagle -atau ekspor pesawat tempur, sama. Sering kali sistem tertentu dihapus dalam rangka memenuhi grand strategy Amerika. Tetapi bahkan dalam bentuk dumbed-down, jangkauan dan kemampuan Strike akan memberikan jangkauan serius dan pukulan keras bagi angkatan udara kecil. Dengan pemikiran ini, menahan penjualan kemungkinan dilihat sebagai cara tidak menyulitkan dari negosiasi yang kemungkinan sangat kompleks.

Pemotongan beberapa teknologi senjata penting dan kemampuan pesawat yang diberikan untuk sekutu tradisional Amerika bukanlah konsep baru, terutama pada era Obama. Kontroversi paling terkenal dari Obama adalah memblokir penjualan F-16 ke Taiwan, dan setuju untuk meng-upgrade F-16A / B mereka untuk standar avionik yang sama. Obama dituduh keputusan ini karena memenuhi tuntutan China.

Next: Kesabaran Sekutu Ada Batasnya

Tetapi Amerika pasti sadar bahwa sekutu mereka tidak selamanya bisa bersabar. Situasi saat ini ada perlombaan senjata di Timur Tengah setelah ketegangan terus mencuat ditambah dengan pencabutan sanksi ke Iran. Konflik terbuka sudah berlangsung di Yaman, dan setelah penggeledahan Kedutaan Saudi di Iran menyusul eksekusi Arab Saudi dari ulama Syiah terkenal, ketegangan telah meningkat secara drastis.

Ada juga isu sejumlah besar uang Iran yang sekarang tidak lagi diblokir seiring pencabutan sanksi yang jumlahnya berkisar antara US$55 miliar hingga US$ 100 miliar akan segera digunakan Teheran untuk mengisi lagi gudan senjata meraka yang puluhan tahun merana karena sanksi.

Selain itu, Iran sekarang akan dapat secara bebas menjual minyak di pasar terbuka, yang berarti lebih banyak pendapatan untuk pemerintah Iran dan akan lebih banyak minyak yang dilempar ke pasar dunia hingga akan mempengaruhi harga yang saat ini sudah hancur. Ini akan semakin membuat babak belur ekonomi negara Teluk Arab Sunni.

Semua faktor ini telah meningkatkan  secara drastis permintaan negara-negara Sunni Teluk untuk bisa membeli senjata teknologi tinggi. Produsen senjata Eropa bersedia menggunakan jalur cepat pembelian dari negara-negara ini. Rusia juga tengah berusaha untuk membuka pangsa pasar yang lebih besar di wilayah tersebut. Mesir sudah melaksanakan membeli banyak jet tempur dan helikopter serang Rusia, dan Rusia memiliki kehadiran yang lebih kuat di Bahrain Air Show tahun ini dengan harapan bisa menjajakan varian Flanker terbaru yang telah bekerja dengan sukses di Suriah. Aljazair, meskipun bukan negara Timur Tengah, telah dalam proses pemesanan turunan ekspor pesawat tempur pembom Su-34 Fullback yang dijuluki Su-32.

Dengan kesepakatan nuklir Iran di balik itu, Gedung Putih diharapkan akan bergerak maju dengan menyetujui penjualan tersebut sebelum mereka akhirnya lari semuanya. Setidaknya, itulah diharapkan sejumlah anggota Kongres. Defense News mengutip John McCain, yang mengepalai Komite Angkatan Bersenjata Senat mengatakan. “Saya tidak ragu bahwa pemerintahan Obama telah mengejar hubungan baru dengan Iran karena diyakini hal itu akan mengurangi ketegangan sektarian di wilayah itu, tetapi kenyataannya adalah bahwa tawaran pemerintah untuk Iran hanya memperburuk ketegangan. Situasi tumbuh lebih buruk karena pemerintah telah begitu lambat untuk menawarkan dukungan kepada sekutu dan mitra, seperti yang kita lihat dengan tertundamua penjualan pesawat tempur ke Qatar dan Kuwait. Ini seharusnya tidak terjadi, dan kami melakukan segala yang kami bisa untuk mempercepat itu. ”

Meskipun penjualan senjata ke wilayah ini telah menjadi bentuk mapan dalam menerapkan strategi kebijakan luar negeri AS yang lebih besar, strategis ini hanya bisa efekif ketika mereka tidak punya pilihan beralih ke lain. Dan ini tidak terjadi di Timur Tengah. Sudah terbutki Qatar juga telah memesan beberapa lusin jet tempur Rafale dari Prancis. Kuwait mengincar Eurofighters, dan mungkin akan berakhir dengan pembelian untuk menggantikan Super Hornets yang berbelit-belit.

Jika perintah segera menyetujui pembelian Super Hornet dan Eagle juga akan menolong lini produksi Boeing di St Louis yang terancam tamat di akhir dekade ini. Sementara Boeing telah kehilangan kontrak pembangunan Long Range Strike Bomber karena dimenangkan Northrop. Jika nantinya Boeing juga kalah dalam kompetisi pesawat latih Angkata Udara Amerika dalam program TX, maka tamat sudah Boeing di jalur pertahanan.

Sumber: forxtrotalpha

Baca juga:

Strike Eagle dan The Marlboro Man

Exit mobile version