Site icon

AS: Korea Utara Tak Remehkan Pesan Bomber Tua B-52

Amerika Serikat menegaskan Korea Utara tidak mengangkat bahu alias cuek dengan penerbangan rendah bomber 55 tahun B-52H di Seoul yang dikawal oleh jet tempur AS dan jet tempur Korea Selatan beberapa waktu lalu.

Bomber jarak jauh Stratofortress, dibangun oleh Boeing pada tahun 1961-1962, terbang dari Guam ke Oswan Air Base menanggapi uji coba nuklir keempat republik tertutup itu. Pemerintah AS telah berjanji memberi respon yang kuat tetapi ternyata mengirimkan bomber yang sudah rentah. Apakah cukup?

“Laporan intelijen kami menunjukkan ada reaksi Korea Utara terhadap B-52 yang terbang rendah di Seoul. Mereka tidak mengangkat bahu  mereka benar-benar memperhatikan,” kata Wakil Kepala Staf gabungan Amerika Jenderal Paul Selva sebagiamana dikutip flightglobal Sabtu 23 Januari 2016. Hal itu disampaikan Selva di forum Brookings Institution minggu ini. “Kami telah mempertahankan kehadiran bomber di Pasifik sejak awal dekade terakhir, dan kami akan terus melakukannya.”Korea Utara sangat menyadari pesawat dan kemampuan mereka.”

Overflight dilakukan sebagai unjuk kekuatan udara AS. Bomber B-52 telah menerima sejumlah upgrade peluncur senjata yang menyebabkan pesawat legendaris ini mampu membawa rudal jelajah presisi dipandu dan bom internal. Pesawat ini juga dilengkapi dengan sistem nuklir terbaru termasuk pembom strategis baru, rudal jelajah dan bom gravitasi dipandu.

Selva berpendapat upgrade ini diperlukan karena Rusia dan Cina membangun sistem rudal pertahanan udara yang sangat kuat dan terintegrasi.

“Mereka akan harus mampu masuk ke beberapa sistem pertahanan peluru kendali darat ke udara yang paling kompleks yang pernah dibangun manusia. Itu persyaratan,” katanya dan untuk itu bom diberi sistem jarak jauh dan sebuah rudal baru yang masih dirahasiakan.

Baca juga:

Dan Inilah Bomber Paling Berbahaya Rusia

Exit mobile version