Site icon

Pentagon Kembangkan Drone Penghancur Rudal Bersenjata Laser

Setelah kegagalan proyek mahal melengkapi pesawat besar dengan laser pada tahun 2012, Pentagon kini kembali mengangkat gagasan untuk menghancurkan target musuh dengan laser kuat, tapi menempatkanya di drone.

Badan Pertahanan Rudal atau Missile Defense Agency (MDA) berusaha untuk menggunakan laser yang ditempatkan di kendaraan udara tak berawak kecil (SUAV) untuk menyergap rudal balistik musuh.

“Kami telah secara signifikan menggenjot program kami dalam hal investasi dan berbicara tentang apa lagi yang perlu dilakukan untuk meningkatkan kemampuan ini,” Direktur MDA Laksamana James Syring sebagaimana dikutip Defense One dan dikutip Sputnik Jumat 22 Januari 2016.

Di bawah rencana Pentagon, drone dilengkapi dengan laser akan terbang pada ketinggian di atas 65.000 kaki, hingga mereka tidak akan terpengaruh oleh kondisi cuaca. Mereka akan tetap di ketinggian selama berminggu-minggu, berkeliaran di atas situs rudal dan menembak jatuh proyektil segera setelah mereka diluncurkan.

Pentagon telah lama mengembangkan laser senjata udara untuk mencegat rudal balistik. Usaha-usaha sebelumnya adalah dengan menciptakan Airborne Laser Test Bed (ALTB) menggunakan Boeing 747. Tetapi program ini  ditutup empat tahun lalu setelah 16 tahun pembangunan. Departemen Pertahanan Amerika menghabiskan sekitar US$5 miliar (sekitar Rp69 triliun) untuk mencoba menyesuaikan laser senjata yang bisa diterapkan ke dalam hidung pesawat. Meskipun beberapa tes sukses pada tahun 2010, proyek ini akhirnya ddinilai terlalu mahal dan tidak praktis.

Di antara masalah utama adalah bahwa ALTB memiliki jarak pendek hingga  perlu mendekati target yang tentu saja rentan terhadap udara atau serangan darat.

“Kenyataannya adalah bahwa Anda akan memerlukan sesuatu laser yang 20 sampai 30 kali lebih kuat dari laser kimia di pesawat sekarang untuk bisa mencapai jarak jauh dari situs peluncuran,”  Ars Technica melaporkan, mengutip pernyataan mantan Menteri Pertahanan Robert Gates pada 2009.

Syring mencatat bahwa laser bertenaga kimia “sulit untuk mempertahankan.” Setelah setiap tembakan mereka harus mengisi bahan bakar.  Selain itu peralatannya juga cukup berat. Setidaknya dibutuhkan pesawat sekelas Boeing 747 untuk membawa senjata ini.

Pentagon kini telah berfokus pada menciptakan laser lebih kuat dan secara signifikan lebih ringan.

Baca juga:

Jet Tempur Bersenjata Laser, Bagaimana Gambarannya?

Exit mobile version