Kuwait Masih Setia Menunggu Super Hornet

Kuwait Masih Setia Menunggu Super Hornet

Angkatan udara Kuwait tetap meneruskan rencana membeli Boeing F/A-18 Super Hornet untuk menggantikan jet tempur mereka yang kuat, meskipun persetujuan kongres Amerika yang begitu panjang dan telah membuat pihak industri frustrasi.

“Super Hornet adalah salah satu solusi terbaik bagi kita,” kata komandan Angkatan Udara Kuwait Abdullah Al Foudari, mengatakan di sela-sela Bahrain Aishow, Kamis 21 Januari 2016. “Kami memiliki F-18 tua yang kita harus menemukan solusi [pengganti] pada 2030-2040.”

Eksekutif industri AS dan pejabat militer semakin khawatir dengan penundaan persetujuan penjualan 28 Boeing F / A-18E / F ke Kuwait senilai US$ 3 miliar.

Pesawat-pesawat tempur yang semakin penting untuk Kuwait di tengah meningkatnya ketegangan regional antara Arab Saudi dan Iran, setelah serangan terhadap kedutaan Saudi di Teheran oleh demonstran karena eksekusi seorang ulama Syiah oleh Saudi.

Kuwait, sekutu Arab Saudi, juga merupakan bagian dari koalisi yang dipimpin Arab melawan Yaman. Menurut Al Foudary, F / A-18 akan memainkan peran paling penting dalam mengatasi ancaman regional. “Kami harus mengatur prioritas dan membeli kemampuan baru sehingga kami dapat mengatasi situasi ini,” katanya.

Boeing harus memutuskan dalam beberapa minggu mendatang apakah akan mulai membangun jet menggunakan dana sendiri untuk memastikan bahwa bahan-bahan yang dibutuhkan telah ada setelah dibutuhkan.

Menurut sumber yang dekat masalah ini dan dikutip Reuters, perusahaan kemungkinan untuk membuat investasi sebagai jembatan untuk tambahan perintah Angkatan Laut AS diharapkan fiskal 2018. Boeing cemas menunggu rilis rencana anggaran fiskal 2017 Pentagon pada 9 Februari untuk melihat apakah Angkatan Laut akan menambah pembelian Super Hornet pada tahun fiskal 2017 karena akan menentukan garis produksi pesawat tersebut.

Sekretaris Angkatan Laut Amerika Ray Mabus pekan lalu mengatakan penjualan militer asing membantu memastikan lanjutan produksi sistem senjata AS, seperti Boeing Co F / A-18E / F, dan juga membantu militer AS dan sekutunya bekerja secara lancar dalam operasi militer gabungan .

Mabus menyerukan ada upaya untuk mempercepat apa yang ia sebut sebagai proses persetujuan yang lambat dan “menyiksa” untuk penjualan militer bagi asing.

Baca juga:

F/A-18 Super Hornet, Totalitas Perang