Kementerian Pertahanan Kuwait memutuskan untuk mengalokasikan dana US$10 miliar (sekitar Rp138 triliun dengan kurs Rp13.800) untuk memperkuat kemampuan militer negara itu. Dana tersebut akan digunakan untuk membeli jet tempur baru, tank dan sistem pertahanan udara yang akan meningkatkan kemampuan Angkatan Bersenjata Kuwait selama sepuluh tahun ke depan.
Langkah ini merupakan bagian dari proyek modernisasi yang lebih besar di negara itu, yang bertujuan untuk menggantikan senjata militer tua yang masih digunakan. Program upgrade juga berupaya untuk mengembangkan strategi yang efektif untuk memerangi kelompok militan regional.
Sebagaimana dikutip army-technology.com, Menteri Keuangan Kuwait Anas al-Saleh dikutip oleh AFP mengatakan bahwa pemerintah sebelumnya telah meminta anggaran dua kali lipat, tetapi kemudian hanya ditetapkan US$ 10 miliar di bawah kondisi bahwa dana tambahan dialokasikan bila diperlukan.
Pada bulan November 2015, Angkatan Udara Kuwait telah meminta AS untuk penjualan Pod penargetan sniper untuk pesawat tempur dan peralatan yang terkait, suku cadang dan dukungan logistik.
Negara ini juga dalam proses pembelian 28 Eurofighter Typhoon dari Italia. Pada bulan Juli 2015, Rheinmetall dikontrak oleh Angkatan Darat Kuwait untuk memasok Fuchs / Fox 2 NBC-RS nuklir, bakteriologi dan kimia (NBC) kendaraan pengintai untuk undisclosed sum.
Laporan media juga telah menyebutkan Kuwait tengah merenungkan untuk mengakuisisi jet tempur Super Hornet dari Boeing untuk menggantikan armada dari 39 jet Boeing F / A-18 Hornet.
Baca juga: