ISIS selama ini dikenal menggunakan drone komersial kecil untuk membuat video propaganda. Tetapi kini kelompok tersebut sedang berada pada tahapan terakhir untuk membangun drone pembunuh.
Awal pekan ini, milisi Irak melihat pemandangan yang sebenarnya sudah biasa di langit di atas provinsi Anbar yakni drone. Tetapi yang mengagetkan, drone yang terlihat terbang di atas Fallujah dan Haditha, daerah yang dikuasaai ISIS bukan Reaper atau Predator milik Amerika.
Setelah dicermati drone tersebut terlihat lebih kasar namun dilengkapi dengan kamera dan mampu mentransmisikan data surveilans kembali ke unit di darat. Analisis juga menunjukkan bahwa pesawat mampu mencakup jarak minimal 42 mil. Menurut sumber militer yang berbicara kepada DEBKA File dan dilansir Sputnik Kamis 21 Januari 2016, drone canggih milik ISIS.
Intelijen AS sebelumnya telah berspekulasi bahwa organisasi teroris dapat mengembangkan UAV di pabrik industri yang terletak di luar kota Irak Mosul. Namun para pejabat tidak menduga bahwa pabrik bisa memproduksi pesawat siap pakai dengan sangat cepat.
Para pejabat militer berteori bahwa para pejuang Irak yang dilatih Amerika telah berkontribusi dalam meberikan pengetahuan teknik untuk ISIS.
Sumber-sumber intelijen DEBKA File juga mengungkapkan bahwa ISIS tidak hanya tertarik pada drone mata-mata tetapi juga mengejar pembangunan drone bersenjata yang mampu membawa rudal atau bom.
Selama pertemuan di Markas Komando Sentral di MacDill Air Force Base di Florida, perwira militer senior mengatakan bahwa organisasi teroris tersebut berada dalam tahap akhir dari pengujian drone bersenjata.
Ada juga kemungkinan bahwa organisasi ini telah memasangkan teknologi UAV yang dicuri dari pesawat Amerika yang jatuh. Awal bulan ini, Komando Sentral Angkatan Udara mengakui bahwa pilot telah kehilangan kendali pada sebuah drone MQ-1 Predator di dekat al Qaim di Irak tengah.
Pejabat AS bersikukuh bahwa pesawat itu jatuh sementara ISIS mengklaim telah menembaknya dan memosting foto puing-puing drone.
Komando Sentral AS mengklaim bahwa pesawat Amerika yang justru menghancurkan drone itu agar teknologinya tidak jatuh ke tangan ISIS. Dua pesawat tak berawak AS juga hilang di Timur Tengah tahun lalu.
Baca juga:
http://www.jejaktapak.com/2015/12/21/5-drone-paling-mematikan/