Site icon

Haruskan AS Menempatkan Sayap Tempur di Filipina?

Super Hornet

Amerika sedang dalam program peregangan kekuatannya kembali ke Asia dengan apa yang disebut Asia Pivot. Manila dan Washington telah sepakat untuk akses kapal laut Amerika di Filipina. Tetapi hal itu dianggap belum cukup. Pentagon didesak juga untuk mengiripkan sayap tempur untuk mengawasi gerak-gerik China.

Direktur untuk analisis pertahanan di Aviation Week Intelijen dan Data Services, Daniel Z. Katz mendesak pemerintah AS untuk membangun pangkalan udara yang bisa digunakan untuk basis jet tempur, pesawat tanker dan juga P-8 Poseidon. Bekas pangkalan AS di Luzon Filipina bisa dibuka kembali.

“Penempatan pesawat di Luzon akan berguna dalam salah satu dari tiga kemungkinan konflik dengan China. Dalam hal terjadi konflik atas Kepulauan Spratly, mereka akan menambah 48 pesawat tempur yang berbasis di kapal induk menjadi dua kali lebih lipat jumlahnya. Mereka akan menambah lokasi ketiga di dekat Taiwan jika China meluncurkan serangan di pulau itu, dan mereka akan menambah kekuatan lebih jika pecah sengketa Kepulauan Senkaku di Jepang, “menurut Katz sebagaimana dikutip Wall Street Journal Kamis 21 Januari 2016.

Menurut Daniel Z. Katz hal itu akan menunjukkan komitmen Amerika Serikat untuk “tetap menjadi pelindung hukum internasional di kawasan tersebut dan memperkuat kemampuannya untuk menghalangi agresi.”

Pangkalan Udara Clark di Luzon sebelumnya telah menjadi rumah bagi 3th Tactical Fighter Wing Angkatan Udara AS sampai tahun 1991.

Baca juga:

Pangkalan Militer Amerika Paling Menarik

Exit mobile version