Kehadiran militer Rusia di Suriah secara signifikan meningkatkan keterampilan militer Hizbullah. Demikian disampaikan seorang jenderal Israel.
Dalam sebuah laporan untuk think tank Washington, Jenderal Muni Katz, seorang mantan komandan divisi Israel yang diposting di perbatasan Lebanon, mengatakan bahwa milisi Lebanon, yang sebelumnya menerapkan strategi Israel dengan berorientasi pertahanan, secara tidak langsung telah mengambil pelajaran perang ofensif canggih Rusia yang telah bergabung dengan mereka dalam pertempuran di pihak Presiden Suriah Bashar al-Assad.
Laporan ini ditulis oleh Katz dan sarjana Amerika Nadav Pollak untuk Washington Institute for Near East Policy.
Para penulis memang tidak menyebutkan Rusia dengan sengaja melatih Hizbullah untuk konfrontasi dengan Israel. Tetapi tidak bisa dielakkan Hizbullah mendapatkan pelajaran penting dengan hubungan dengan Rusia. “Hizbullah akan terpengaruh pemikiran militer Rusia, yang mencakup konsep operasional yang canggih dan perencanaan militer yang canggih,” tulis laporan ini sebagaimana dikutip Washington Free Beacon Selasa 19 Januari 2016.
Dalam bentrokan masa lalu dengan Angkatan Pertahanan Israel, Hizbullah fokus dengan menembakkan roket ke Israel dan menimbulkan korban di unit Israel yang masuk Lebanon. Jenderal Israel telah menyebut strategi ini dengan istilah “not losing”.
Namun karena Hizbullah telah terlibat di pihak Assad dalam perang sipil Suriah yang meletus lima tahun lalu itu mereka telah semakin mengambil bagian dalam tindakan menyerang. Dari unit-unit kecil pertempuran di wilayah sendiri, milisi bergeser ke operasi kompleks yang melibatkan ratusan pejuang di wilayah asing.
“Hizbullah sekarang memiliki kursi deretan depan untuk menonton berbagai sistem senjata dan peralatan Rusia yang dibawa ke Suriah,” tulis para penulis. “Kelompok ini dapat belajar bagaimana menggunakan senjata yang ada secara lebih efektif dan memeriksa sistem yang mungkin akan didapatkan di masa depan.” Sistem seperti dapat mencakup rudal anti-pesawat dan sistem roket canggih serta persenjataan lain yang sebelumnya asing bagi Hizbullah.