Jerman sedang mencari pengganti untuk helikopter angkut berat Sikorsky CH-53. Luftwaffe atau Angkatan Udara Jerman memutuskan untuk membeli helikopter yang sudah ada daripada membangun proram sendiri. Dua kandidat sedang mereka pantau yakni CH-53K King Stallion dan CH-47F Chinook.
Mayor Thomas Knapper, Manajer Kemampuan Luftwaffe yang bertanggung jawab atas program ini, mengatakan hanya dua helikopter angkat berat yang memenuhi persyaratan yang yakni Boeing CH-47F Chinook dan Sikorsky CH-53K King Stallion yang sedang dikembangkan untuk Korps Marinir AS.
“Kami ingin membeli produk yang sudah ada di pasaran. Anda bisa menduga Bell Boeing akan datang kembali dengan [V-22] Osprey, tetapi [helikopter ini] tidak besar,” katanya sebagaimana dikutip Flightglobal Rabu 20 Januari 2016.
Jerman berencana untuk mendapatkan helikopter pertama pada 2022 yang berarti tanda tangan kontrak menurut Knapper harus terjadi sekitar 2018, kata Knapper. Tidak ada angka untuk jumlah helikopter yang disebutkan akan dicari, tetapi diduga Berlin akan mencari setidaknya jumlah sama dengan armada yang hendak digantikan yang terdiri drai model CH-53G / GA / GS. Flightglobal’s Fleets Analyzer database mencatat Jerman memiliki 81 helikopter dari berbagai varian tersebut.

Helikopter akan digunakan untuk mendukung operasi pasukan khusus dan misi pencarian tempur dan penyelamatan, kemampuan pengisian bahan bakar udara juga diperlukan. Namun, Jerman saat ini tidak memiliki pesawat tanker yang cocok untuk peran mengisi helikopter. Pesawat angkut militer taktis Airbus Pertahanan & Space A400M yang mereka miliki sejauh ini belum memiliki kemampuan untuk bisa mengisi bahan bakar di udara untuk helikopter.
Tapi Knapper percaya Airbus bsia mengatasi masalah dengan pesawat turboprop andalannya. “Kami menuntut itu [kemampuan pengisian bahan bakar dalam penerbangan], sehingga mereka akan harus berurusan dengan masalah selama tujuh tahun ke depan,” katanya. Jika Airbus tidak dapat memberikan tingkat kinerja yang diperlukan pada A400M, Berlin mungkin harus bergantung pada kapal tanker dari sekutu seperti Prancis atau Amerika Serikat. “Tapi kalau kita mengintegrasikan peralatan di helikopter dari awal, itu membuat lebih murah daripada melakukannya nanti,” tambahnya.
Akuisi helikopter baru ini hampir pasti tidak bisa melibatkan industri dalam negeri. Meski Eurocopter Group membangun CH-53 di Jerman, partisipasinya kemungkinan akan dibatasi untuk kegiatan pemeliharaan dan dukungan. “Jumlah helikopter [untuk diakuisisi] akan terlalu rendah, sehingga tidak akan efisien untuk membangun jalur perakitan baru di Jerman,” kata Knapper.