Site icon

Boeing Defense dalam Tekanan Hebat

USAF

Di saat rekan-rekan mereka di sektor komersial menghadapi tantangan untuk memastikan bahwa tingkat produksi dapat mengimbangi tingginya permintaan yang memecahkan rekor, orang-orang di Boeing Defense & Space justru dalam tekanan besar karena belum ada pesanan yang datang.

Unit militer Boeing benar-benar sakit kepala untuk memastikan kelangsungan hidup mereka. Setelah menjalankan manufaktur untuk Angkatan Udara Amerika Serikat dan sejumlah pelanggan internasional, pesawat transportasi C-17 terakhir telah meninggalkan Long Beach, California akhir tahun lalu yang menandai mengakhiri lebih dari 70 tahun aktivitas di situs bersejarah.

Bekerja sama dengan Lockheed Martin, Boeing berharap untuk mengamankan kontrak pengadaan Long Range Strike Bombe (LRS-B) tetapi Angkatan Udara akhir tahun telah memberikan kemenangan kepada Northrop Grumman. Sekarang mereka tinggal berharap Government Accountability Office dapat menerima protes Boeing yang menyebut ada kesalahan dengan pemilihan Northrop Grumman. Jika berhasil, Boeing masih bisa berharap untuk mendapatkan kontrak senilai US$80 miliar.

Tapi hal-hal buruk bisa terjadi. Kegagalan untuk memenangkan lebih banyak pesanan untuk F-15 dan F / A-18E / F Super Hornet akan membuat lebih sulit bagi Boeing untuk mengejar peluang mereka bisa bertempur generasi keenam untuk USAF dan US Navy. Dan jika nanti Boeing akan kalah kembali dalam kompetisi jet tempur latih TX Angakatan Udara AS maka akan sangat mungkin mendorong Boeing akan benar-benar keluar dari pasar militer.

Boeing memang telah memenangkan pengadaan tanker untuk Departemen Pertahanan AS. Tetapi untuk mempertahankan segmen militer lainnya, perusahaan harus mendapatkan kemenangan jika ingin mereka bisa terus mempertahankan lini yang sudah berumur 100 tahun ini.

Baca juga:

http://www.jejaktapak.com/2015/12/03/bagaimana-jika-boeing-x-32-memenangkan-program-jsf/

Exit mobile version