Site icon

10 Kapal Tak Lagi Dioperasikan, TNI AL Butuh 25 Frigate Sigma

Kepala Staf Angkatan Laut, Laksamana Ade Supandi  mengatakan untuk menjaga wilayah perairan Indonesia perlu penguatan kekuatan maritim tinggi. Pihaknya akan memprioritaskan penggantian alutsista yang sudah usang. “Prioritas utama adalah alutsista yang sudah lewat masanya atau usang,” ujar KSAL.“Sebanyak 10 kapal perang, akan masuk tahap konservasi [tidak dioperasikan lagi]”, ujar Laksamana Ade Supandi di sela-sela pertemuan dengan Komisi I DPR dengan TNI AL yang membahas tentang pembangunan arsenal militer TNI Angkatan Laut, di Markas Besar TNI AL, Cilangkap, Jakarta, Selasa, 19 Januari 2016.

“Selama belum ada penggantinya, kapal-kapal itu akan tetap dirawat. Kami harapkan dukungan Komisi I DPR terkait anggaran. Komunikasi ini akan menjadi perencanaan pembangunan TNI AL,” katanya.

Modernisasi kapal-kapal perang dan sistem pendukung terus dilakukan TNI AL. Senin, 18 Januari 2016, TNI AL menerima kapal perang kelas perusak kawal berpeluru kendali buatan PT PAL Surabaya, di dermaga PT PAL, Surabaya.

Kapal perang light frigate Sigma itu dibuat dengan sistem modul, layaknya pembuatan pesawat komersial Airbus, di Toulouse, Prancis, yang bagian-bagiannya dibuat di berbagai negara anggota konsorsium, atau kontraktor yang ditunjuk.

Kapal PKR buatan PT PAL Surabaya yang kemarin diperkenalkan, dibuat dalam enam modul. Empat modul dibuat oleh PT PAL, dan dua modul lainnya dibuat galangan kapal Damen Schelde, Belanda. Semuanya lalu dirakit di Surabaya. Kapal ini dibeli menggunakan dana APBN 2015. “TNI AL perlu 25 unit kapal di kelas ini,” kata Laksamana Ade Supandi sebagaimana dikutip antara.co.id

Baca juga:

Sejarah dan Kemampuan F-16C 52 ID Indonesia

Exit mobile version