Sekretaris Angkatan Laut Amerika Serikat Ray Mabus menyerukan ada upaya untuk mempercepat proses persetujuan penjualan senjata militer ke negara asing. Menurutnya, proses yang ada selama ini sangat lambat dan “menyiksa”
Mabus mengatakan penjualan militer asing akan membantu memastikan kepastian kelanjutan produksi sistem senjata AS, seperti jet tempur Boeing F / A-18E/F Super Hornet dan juga membantu militer AS dan sekutunya bekerja secara lancar dalam operasi militer gabungan.
Mabus menolak berkomentar tentang waktu persetujuan potensi penjualan 28 jet tempur Boeing F / A-18E / F Super Hornet ke Kuwait senilai US$3 miliar. Kesepakatan ini diharapkan sudah disepakati tahun lalu tetapi terporosok jauh ke belakang karena menunggu proses persetujuan penjualan senjata AS.
“Proses sangat lama Anda untuk melakukan penjualan internasional. Itu adalah proses yang membuat frustrasi bagi semua pihak yang terlibat ,” katanya sebagaimana dikutip Reuters Kamis 14 Januari 2016.
Mabus mengatakan ia tidak percaya kesengajaan perlambatan pada izin penjualan ke Kuwait, tetapi dia melihat penundaan sebagai gejala dari masalah yang lebih besar yang katanya telah dia rasakan sejak ia pertama kali menjabat pada tahun 2009.
Dia mengatakan ada upaya sporadis untuk merampingkan proses, tetapi tidak ada yang sukses sejauh ini untuk melakukan hal itu.
Boeing menekan pemerintahan Obama untuk menyetujui penjualan Kuwait dan dan juga jet tempur F-15 ke Qatar. Boeing memerlukan kepastian segera dari Kuwait untuk melanjutkan produksi F / A-18E / F Super Hornet di St Louis di luar pertengahan 2018.
Menteri Pertahanan Ash Carter mengatakan Angkatan Laut dalam memo bulan lalu meminta untuk memesan super Hornets pada tahun fiskal 2018, meninggalkan celah potensi produksi pada tahun fiskal 2017.
Baca juga: