Kepala Pusat Komando Amerika Serikat (AS), Jenderal Lloyd Austin, yang mengawasi operasi militer di Timur Tengah memperkirakan serangan terbaru ISIS di Kota Istanbul, Turki dan Jakarta adalah bukti kelompok itu mulai goyah.
“ISIS dalam posisi bertahan di Irak dan Suriah,” kata Austin dalam sebuah konferensi pers di Florida, AS, Kamis 14 Januari 2016 seperti dilansir channelnewsasia.com.
“Ke depan, kami perkirakan mereka akan meningkatkan aksi terorisme seperti yang kita lihat pekan ini di Baghdad, Turki dan yang terbaru di Jakarta,” tambahnya.
ISIS yang telah menguasai wilayah luas di Irak dan Suriah pada 2014 dan 2015, mengalami kemunduran akhir-akhir ini, termasuk direbutnya Kota Ramadi oleh pasukan Irak.
Pasukan koalisi pimpinan AS juga telah menghancurkan infrastruktur minyak yang dikuasai ISIS, diantaranya peledakan ratusan truk yang digunakan untuk mengangkut minyak mentah illegal di Suriah. Pekan ini koalisi juga membom sebuah fasilitas keuangan mereka di Kota Mosul, Irak. Austin mengatakan ISIS meningkatkan aksi ke luar negeri untuk mengalihkan perhatian atas kekalahan-kekalahan tersebut.
“Penting untuk memahami bahwa tindakan teroris ini bukan berarti ISIS semakin kuat. ISIS pada dasarnya adalah organisasi teroris dan dengan melakukan serangan ini, mereka mencoba untuk membuat sebuah gambaran tak terkalahkan di tengah kemunduran,” ujarnya.
Seperti diketahui ISIS mengklaim serangan di sebuah mal di Baghdad dan bom mobil yang diledakkan di dekat pusat perbelanjaan itu, pada Senin 11 Januari. Sedikitnya 18 orang tewas dan 40 lainnya terluka dalam serangan tersebut. Sementara aksi bom bunuh diri di Kota Istanbul Turki, Selasa merenggut 10 korban jiwa. Terakhir, ISIS mengklaim serangan bom bunuh diri dan penembakan di Jakarta pada Kamis menewaskan tujuh orang, lima di antaranya pelaku teror.
Baca juga:
Non-event: 4 Minggu, Inggris Hanya Lakukan 1 Serangan ke ISIS