Beberapa hari setelah mengklaim sukses melakukan uji bom hidrogen atau termonuklir, Korea Utara juga merilis video yang menunjukkan kesuksesan peluncuran rudal balistik dari kapals elam. Jika benar, ini secara dramatis akan memperluas jangkauan senjata nuklir Pyongyang.
Namun sejumlah ahli meragukan keaslian video yang dirilis itu. “Rudal memang berhasil diluncurkan tetapi sesaat kemudian meledak dan gaga,” kata Melissa Hanham, seorang peneliti senior dari Pusat Studi Nonproliferasi James Martin, kepada Reuters. Organisasi ini dengan sangat hati-hati dan cermat menganalisi seteiap frame dari video yang dirilis.
“Korea Utara menggunakan editing video untuk menutupi fakta ini.” (lebih jelas lihat video analisisnya di bawah ini)
John Schilling, seorang insinyur aerospace, melakukan analisis sendiri, dan mengatakan kepada Reuters bahwa tes tampaknya berlangsung dari tongkang tenggelam dibandingkan kapal selam. Dia juga menyebut ada peluncuran tetapi gagal. “Peluncuran gagal, dikombinasikan dengan pengujian dari kapal permukaan. Ini menunjukkan bahwa Korea Utara masih memiliki jalan panjang untuk sampai pada kemampuan untuk mengembangkan sistem ini,” katanya.
“Sebuah kemampuan operasional awal dari kapal selam balistik-rudal Korea Utara tidak akan didapat sebelum tahun 2020.”
Para ahli sejauh ini juga masih mempertanyakan validitas klaim bom hidrogen Pyongyang, menunjuk gelombang seismik yang terdeteksi relatif kecil setelah ledakan Rabu.
Ketegangan semakin tinggi di semenanjung Korea. Pada hari Senin 11 Januari 2016, Pyongyang juga mengklaim telah menahan seorang warga negara Amerika atas tuduhan mata-mata. Dalam menanggapi uji coba nuklir yang dituduhkan, Pentagon menerbangkan bomber B-52 di atas semenanjung dan pada hari Senin menempatkan semua pasukan AS yang ada di Korea Selatan dalam siaga tinggi.
Baca juga: