Dalam salah satu kunjungan di Resimen Jet Tempur 935 yang ditempatkan di Bien Hoa City, sekitar 30 kilometer dari Kota Ho Chi Minh, Vietnam, cendekiawan penerbangan Rusia mengungkapkan kekagumannya pada pilot Su-30MK2 negara tersebut.
“Pilot Anda benar-benar luar biasa dan pemberani. Dalam keadaan darurat di mana rekan-rekan mereka di Rusia atau negara-negara mungkin akan memilih untuk keluar dari pesawat dan menyelamatkan diri dengan parasut, pilot Vietnam tetap tenang mereka, berjuang sampai akhir dan mendaratkan jet dengan aman,” katanya.
Menurut Kolonel Nguyen Xuan Tuyen, wakil kepala Divisi 370, yang membawahi Resimen Jet Tempur 935 mengatakan manual pelatihan penerbangan biasanya memberi respon rinci untuk antara 60 hingga 70 situasi mendesak. “Dibutuhkan orang-orang kekuatan mental yang besar dan keahlian mengagumkan untuk menangani krisis tersebut,” tegasnya sebagaimana dikutip Tuoitre News Selasa 12 Januari 2016.
Setidaknya dua kali keberanian pilot Vietnam bisa mengendalikan Su-30MK2 yang di Vietnam disebut dengan King Cobra tersebut. Kejadian pertama ketika Nguyen Xuan Tuyen mengalami masalah dengan jet Su-30MK2 yang dia piloti pada ketinggian 6 kilometer dari permukaan tanah ketika masih di Resimen Jet Tempur 935.

Kolonel Tuyen menceritakan bahwa pada sekitar pukul 01. 00 pada tanggal 9 April 2011, setelah berpatroli di sekitar kepulauan Truong Sa (Spratly) di Timur Laut Vietnam, ia dan anggota krunya mendeteksi adanya penurunan tekanan drastis di sistem bahan bakar kiri. Kala itu King Cobra sedang dalam perjalanan kembali ke basisnya.
“Tekanan turun ke 0 dalam hitungan detik. Sistem bahan bakar merah, yang berarti pesawat itu bisa terbakar. Itu yang langsung terlintas dalam pikiran saya, ” kenangnya.
Kolonel Tuyen ada di kursi belakang sementara Letnan Kolonel Senior Nguyen Gia Nhan berada di kokpit depan.
Kolonel Tuyen, segera meminta izin untuk mematikan mesin sebelah kiri dari sistem hidrolik, sedangkan mesin yang tersisa tidak berfungsi dengan baik karena overloading. Asap hitam mengepul dari ekor pesawat.
Kedua kru langsung yang ‘dibombardir’ dengan instruksi darurat otomatis yang ada di pesawt Rusia dan dari komandan mereka yang ada di darat.
Lokasikejadian 600 kilometer dari basis resimen di Bien Hoa City. Karena terlalu jauh mereka meminta izin untuk mendarat di Airport Phan Rang yang terletak di provinsi Ninh Thuan, sekitar 400 kilometer jauhnya.
Para kru kemudian perlahan-lahan melambat menjadi kurang dari 600 kilometer per jam untuk menjaga jet tidak bergetar hebat. “Jika kami panik atau membuat langkah yang salah, pesawat akan dilalap api,” tambah Kolonel Tuyen.
Mereka juga dihadapkan peada rintangan lain di Phan Rang Airport, di mana hembusan angin dari samping yang mengamuk.
Orang-orang tegang dan berusaha keras untuk menjaga keseimbangan, mencegah jet keluar dari landasan pacu. Setelah mendarat sukses, para pilot memanfaatkan kecepatan berlebih untuk memindahkan jet samping dan membuat ruang untuk pesawat kedua yang mendarat tak lama setelah itu.