Site icon

Rafale India Mungkin Tertunda Lagi

Setelah sempat muncul keyakinan kontrak penandatanganan pembelian 36 jet tempur Rafale yang tertunda-tunda akan segera beres, kini muncul kabar sebaliknya. Masalah itu kemungkinan akan kembali tertunda.

Penandatangan kontrak yang diperkirakan akan dilakukan saat kunjungan Presiden Prancis ke India akhir bulan ini, kemungkinan tidak akan terjadi. Kedua pemimpin ini akan bertemu hanya untuk melanjutkan negosiasi kesepakatan.

Perjanjian yang akan ditandatangani oleh Prancis dan India nanti hanyalah sebuah nota kesepahaman yang menyatakan New Delhi akan membeli jet tempur Rafale dari Prancis. “Sementara sementara negosiasi yang sebenarnya tentang harga, kewajiban offset dan perubahan desain akan terus terus dilakukan,” tulis BusinessLine mengutip seorang sumber Senin 11 Januari 2015.

Negosiasi antara India dan Prancis telah terjabak pada dua isu. Menurut sumber tersebut masalah harga 36 jet menjadi titik yang belum didapat titik temu. Prancis belum bersedia untuk menurunkan harga sesuai yang dipatok India yakni pada 4-5 juta Euro.

Prancis yang telah mengamankan kontrak penjualan Rafale ke sejumlah negara seperti Qatar dan Malaysia ada di atas angin dalam negosiasi ini.

Masalah kedua adalah persyaratan offset yakni pengembalian pembelian untuk investasi di India. India meminta Dassault mengembalikan 50 persen duit hasil pembelian untuk investasi tetapi Prancis hanya mau 30 persen.

“Harga pasti jadi rintangan besar dalam hal ini. Kita tidak bisa membayar lebih dan mereka tidak bisa memberikan lebih banyak konsesi. Prancis hanya memiliki beberapa penjualan jet Rafale dengan negara lain, sehingga mereka tidak siap lagi tawar-menawar. Anggaran Pertahanan sangat ketat dan ruang untuk manuver terlalu kurang, “kata Manoj Joshi dari Observer Research Foundation.

Baca juga:

http://www.jejaktapak.com/2015/12/23/typhoon-vs-rafale-memang-mana/

Exit mobile version