Sebuah laporan rahasia NATO bocor ke pers Jerman. Laporan tersebut mengungkapkan keprihatinan serius tentang situasi keamanan di Afghanistan, dan bagaimana tentara Afghanistan telah menunjukkan kinerja loyo meskipun miliaran dolar dari investasi internasional telah digelontorkan kepada mereka.
Berbagai pelatihan dan fasilitas mahal telah diberikan tetapi tentara Afghanistan belum siap untuk pertempuran melawan Taliban, yang telah melonjak aktivitasnya pada tahun lalu.
“Secara keseluruhan di seluruh negeri, hanya satu dari 101 batalyon infantri yang diklasifikasikan ‘siap bertempur’ dan 38 unit memiliki masalah besar,” demikian bunyi laporan yang dilaporkan Spiegel Senin 11 Januari 2016.
“Sebanyak sepuluh batalion dengan sekitar 600 tentara sama sekali tidak operasional,” tulis Spiegel.
“Yang mengkhawatirkan adalah laporan dari komandan misi NATO, Jenderal AS John Campbell, tentang situasi di Selatan, di mana Taliban telah semakin memperluas wilayah kekausaan mereka.”
Jenderal Campbell, yang telah memimpin misi Tegas Dukungan NATO di Afghanistan sejak Agustus 2014, mengatakan bahwa dari 17 batalyon yang ditempatkan di provinsi Kabul dan Kandahar, hanya 12 yang siap tempur sampai batas tertentu.
Kabul, di Afghanistan tengah, dan Kandahar di Selatan adalah dua kota terbesar di Afghanistan, dan Taliban telah melakukan serangan di sana dalam beberapa pekan terakhir. Pada tanggal 9 Desember, puluhan orang tewas ketika Taliban menyerang bandara Kandahar.